TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, bakal menutup setidaknya tujuh kantor misi diplomatik, termasuk konsulat di Amerika Serikat dan Kanada. AS merupakan sekutu dekat Israel dalam berbagai kebijakan politik luar negeri.
"Awalnya, ada 22 kantor misi diplomatik yang bakal ditutup di seluruh dunia," begitu dilansir media Israel, Haaretz, Jumat, 12 Januari 2018. Saat ini, Israel memiliki 103 kantor diplomasi di berbagai negara.
Baca: Israel Setujui Pembangunan 1.000 Rumah di Tanah Palestina
Ini terkait pengurangan bujet Kementerian Luar Negeri seperti diatur dalam bujet 2019. Ada sekitar 140 pengawai di kementerian itu, yang awalnya bakal diminta berhenti, sekarang diganti menjadi pensiun.
Baca: 6 Teknologi Militer Andalan Iran untuk Lawan Israel, seperti Apa?
Saat ini ada sembilan kantor misi diplomatik Israel di AS seperti di Washington, Boston dan Houston. Biaya operasi tiap kantor diperkirakan sekitar 8--15 shekels atau Rp30 -- 59 miliar per tahun. Kementerian Keuangan mengusulkan untuk mengkonsolidasi beberapa kantor menjadi satu.
Israel memiliki tiga kantor misi diplomatik di Kanada, dua di Turki, dan dua di Jerman. Kantor-kantor ini bakal dikonsolidasi bersama kantor misi diplomatik di Latvia, Lithuania, Ceko dan Slovakia.
"Mayoritas penghematan berasal dari pos keamanan dan real estate," begitu dilansir Haaretz dari penjelasan sumber di Kementerian Keuangan. Uang ini akan dikembalikan kepada Kementerian Keuangan untuk keperluan lain.
Media Ynetnews memberitakan pemerintah Israel dan parlemen menyetujui besaran anggaran 2019 sebesar 397,3 miliar shekel atau setara sekitar Rp 1,560 triliun. Menurut kementerian Keuangan, bujet ini fokus pada upaya meningkatkan perekonomian Israel.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan persetujuannya terhadap bujet itu. "Pemerintah telah menyetujui bujet itu dengan pengaturan yang bagus dan kebijakan yang bertanggung-jawab."
Pemerintah Israel menganggarkan dana sekitar 60 miliar shekel atau sekitar Rp 235 triliun untuk pertahanan.