TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat dikabarkan menyepakati penjualan kantor kedutaan besar di London karena alasan keamanan.
Keputusan ini dibuat pada masa pemerintahan Presiden George W. Bush pada 2008. Saat itu, Barack Obama belum menjadi Presiden terpilih.
Baca: Pilot India berkelahi dalam penerbangan London-Mumbai
Menurut media Guardian, gedung kedubes AS di Grosvenor Square di jual ke perusahaan investasi Qatari Diar Real Estate Investment co., yang bakal membangun sebuah hotel mewah di lokasi itu.
Baca: Pertama Kali, Perempuan Jadi Uskup London
Lokasi ini terletak di tengah kawasan Mayfair, yaitu sebuah kawasan properti sangat mahal di dunia. Ada estimasi harga gedung dan lahan itu bisa mencapai sekitar 500 juta poundsterling atau sekitar Rp 9 triliun.
"Gedung kedutaan AS di London bisa dicantumkan sebagai gedung bersejarah kelas II," begitu dilansir Guardian beberapa waktu lalu.
Gedung Grosvenor Square ini didesain oleh seorang arsitek Amerika keturunan Finlandia bernama Eero Saarinen pada 1960an. Ada patung elang emas di puncak atap, yang telah menjadi saksi bisu berbagai aksi protes perang Vietnam, yang dilakukan AS pada tahun 1960an.
Kawasan ini menjadi sasaran berbagai aksi unjuk rasa lainnya dan pasca serangan teroris 11 September lalu, kawasan sekitar gedung ini mendapat pengamanan ekstra ketat. Ini membuat kawasan di juluki kawasan green zone, atau daerah aman dengan pengamanan ketat di Baghdad, Irak, oleh pasukan AS.
Sedangkan investor Qatari Diar telah menunjuk operator hotel dari Hong Kong, Rosewood Hotelss & Resorts, sebagai pengelola hotel mewah di bekas lokasi kedubes AS di kawasan elit Mayfair itu. Rosewood bakal bertanggung jawab mengelola hotel mewah ini, yang bakal memiliki 137 kamar, spar, dan ruang serba guna.
"Ini merupakan kesempatan besar bagi London. Dan hotel dengan kualitas seperti ini sangat sempurna dengan visi kami memperbarui pusat Mayfair sebagai daerah untuk bisnis hotel dan kemewahan ritel terbaik," kata Sheikh Jassim Al-Thani, kepala pengembangan Qatari Dia Europe & Americas.
Menurut George Nicholas, kepala global hotel Savill, mengatakan,"Kemewahan hotel-hotel London terus bergerak dan semakin kuat dalam perspektif konsumer dan selera investor global."
GUARDIAN | HILL | EVENING STANDARD