TEMPO.CO, Jakarta -Para petugas imigrasi AS (ICE), Rabu waktu setempat menggerebek hampir 100 toko 7-Eleven di seantero negeri serta menangkap 21 orang yang dicurigai sebagai penduduk ilegal.
Seperti dilansir The Independent, Kamis 11 Januari 2018, keimigrasian juga memberikan tenggat waktu singkat bagi para pemilik toko waralaba tersebut untuk membuktikan bahwa para pegawai imigran mereka memiliki izin kerja.
Juru bicara ICE, Danielle Bennett mengatakan penggerebekan ini merupakan operasi terbesar Badan Imigrasi dan Bea Cukai Amerika Serikat sejak Presiden Donald Trump asal Partai Republik mulai menjalankan jabatannya setahun lalu.
Baca juga:
Donald Trump Larang Imigran Timur Tengah Masuk AS
"Tindakan ini merupakan pesan kepada pelaku bisnis AS yang merekrut dan mempekerjakan tenaga kerja ilegal. ICE akan menegakkan hukum, dan jika ada yang melanggar aturan, mereka akan dimintai pertanggungjawaban," kata Wakil Direktur ICE Thomas Homan dalam pernyataan resmi.
Pemberitahuan soal pemeriksaan disampaikan pada Rabu kepada 98 toko 7-Eleven di 17 negara bagian dan District of Columbia mulai pukul 06.00 waktu setempat.
Para pemilik dan pengelola diberi waktu selama tiga hari kerja untuk memperlihatkan dokumen-dokumen yang menunjukkan bahwa para karyawan mereka merupakan penduduk legal di AS. Jika tidak, mereka terancam menghadapi hukuman sipil dan kriminal, kata ICE.
Negara-negara bagian, tempat para pemilik dan manager toko 7-Eleven mendapat pemberitahuan pemeriksaan, adalah California, Colorado, Delaware, Florida, Illinois, Indiana, Maryland, Michigan, Missouri, Nevada, New Jersey, New York, North Carolina, Oregon, Pennsylvania, Texas dan Washington.
7-Eleven, yang berpusat di Irving, Texas, memiliki 60.000 toko di 18 negara, termasuk 8.500 di Amerika Serikat, menurut laman perusahaan jaringan waralaba tersebut.
Sebelumnya, Trump mendesak para anggota parlemen untuk segera membuat kesepakatan yang disokong dua partai terkait program "Dreamers" sebelum melangkah ke rancangan undang-undang imigrasi dalam pertemuan di Gedung Putih pada Selasa.
"Dreamers" merupakan istilah yang mengacu pada imigran yang datang secara ilegal di Amerika Serikat ketika mereka masih anak-anak.
Tindakan keras terhadap para imigran ilegal, termasuk dengan membangun dinding pemisah di perbatasan dengan Meksiko, merupakan janji Trump saat kampanye pemilihan presiden AS pada 2016.