TEMPO.CO, Tunisia - Tunisia kembali bergejolak setelah ribuan orang turun ke jalan-jalan di kota-kota seluruh negeri untuk melakukan aksi protes menuntut perbaikan ekonomi.
Sedikitnya satu orang tewas dan pihak berwenang mengatakan 330 orang ditangkap pada Rabu malam, 10 Januari 2018. Ratusan lagi ditangkap awal pekan ini, dengan total sekitar 600 orang sekarang berada dalam tahanan sejak aksi ini dimulai pada Senin, 8 Januari 2018.
Baca: Pria Tunisia Ini Dijagokan Pimpin ISIS Setelah Baghdadi Tewas
Militer dikerahkan ke beberapa kota karena sejumlah pengunjuk rasa mulai memblokir jalan. Mereka melempar batu dan membakar bangunan milik pemerintah.
Baca: Yerusalem, Tunisia Serukan Boikot Produk Amerika Serikat
Baca Juga:
Sebuah demonstrasi kecil dimulai pada Minggu namun meningkat pada hari Senin setelah satu pemrotes terbunuh di daerah Tebourba. Polisi mengatakan mereka tidak membunuh pengunjuk rasa itu, yang disebut tewas karena kondisi pernafasan yang bermasalah.
Berikut ini 5 hal mengenai unjuk rasa Tunisia:
1. Demo ini bermula ketika pada awal Januari, pemerintah menaikkan harga barang pokok dalam upaya mengurangi defisit negara. Harga bensin, iuran rencana pensiun, dan pajak atas mobil, telepon, penggunaan internet dan akomodasi hotel dinaikkan.
2. Pemerintah Tunisia menaikkan pajak berdasarkan Undang-Undang Keuangan 2018. Anggaran baru memicu kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN), atau pajak penjualan, mobil, alkohol, telepon, internet, akomodasi hotel dan barang lainnya.
3. Langkah-langkah penghematan itu dianggap tidak tepat karena terjadi pada saat rakyat Tunisia sedang berjuang keluar dari kekalutan ekonomi. Sektor pariwisata yang penting juga belum kunjung pulih menyusul serangan teror mematikan di daerah Sousse dan Tunis pada 2015.
4. Tunisia adalah tempat awal terjadinya gerakan reformasi Arab Spring pada 2011, yang berhasil menumbangkan sejumlah rezim diktator di negara-negara Arab. Negara itu juga dianggap sebagai satu-satunya kisah sukses demokrasi yang relatif demokratis. Protes besar tahun itu memaksa penggulingan diktator lama Zine el-Abidine Ben Ali.
5. Protes kali ini dikhawatirkan bisa mengulang Arab Spring dengan peristiwa pemicunya sama, yaitu kondisi ekonomi publik Tunisia yang memburuk pada 2010. Ini disusul kematian dari salah satu warga pengunjuk rasa.
CNN | ENCA | GUARDIAN