TEMPO.CO, Riyadh- Wanita berusia 25 tahun ke atas sekarang diizinkan datang ke Arab Saudi dengan visa turis tanpa harus ditemani anggota keluarga.
Seperti yang dilansir Khaleej Times pada Kamis, 11 Januari 2018, juru bicara Komisi Pariwisata dan Warisan Nasional Saudi (SCTH), mengatakan wanita berusia 25 tahun ke atas bisa masuk ke Arab Saudi tanpa harus didampingi oleh anggota keluarga atau muhrim.
Baca: Pertama Kali, Uber dan Careem Rekrut Sopir Perempuan Arab Saudi
Direktur Jenderal Departemen Perizinan SCTH, Omar Al-Mubarak, mengatakan visa turis akan berfungsi sebagai satu dokumen masuk dan berlaku selama 30 hari.
Baca: Putra Mahkota Saudi Andalkan Brigade Elit Al Ajrab, untuk Apa?
Baca Juga:
"Visa ini termasuk mereka yang sudah berada di Arab Saudi, termasuk mereka yang bekerja, bepergian, beribadah dan umroh," katanya.
SCTH mengatakan peraturan yang melibatkan penerbitan visa turis akan diumumkan sebelum akhir kuartal pertama tahun ini.
"Aturan eksekutif yang melibatkan penerbitan visa sedang difinalisasi. Departemen Teknologi Informasi SCTH juga mengembangkan sistem elektronik untuk menangani masalah visa turis ini bekerja sama dengan perwakilan Pusat Informasi Nasional dan Kementerian Luar Negeri," kata Omar.
Sementara itu, penerapan sistem visa turis selama 2008 -- 2010, menarik lebih dari 32.000 wisatawan yang berkunjung ke Arab Saudi.
Saat ini, prosedur penerbitan visa ditangani oleh operator lisensi SCTH untuk meningkatkan sistem visa turis yang ada agar masyarakat dapat mengeksplorasi tujuan wisata baru di Arab Saudi.
Langkah ini bertujuan untuk menghidupkan kembali sistem visa turis sebelumnya dan menarik lebih banyak pengunjung ke Kerajaan, selain itu, menciptakan lebih banyak kesempatan kerja bagi warga lokal.
Arab Saudi meluncurkan proyek-proyek besar untuk membuka sektor pariwisata dan meningkatkan jumlah orang yang mengunjungi kerajaan ini di bawah dorongan yang ambisius yang dipimpin oleh Putra Mahkota Mohammad Bin Salman untuk diversifikasi sektor ekonomi dan melepaskan citra ultra-konservatifnya.
Membuka sektor pariwisata dan menyoroti destinasi baru, selain tempat-tempat keagamaan di Makkah dan Madinah, di kerajaan yang luas ini akan menciptakan banyak kesempatan kerja bagi warga negara Saudi.
Pada tanggal 1 Agustus 2017, Pangeran Mohammad mengumumkan peluncuran proyek pariwisata internasional, The Red Sea, sebuah resor yang dibangun di sebuah laguna dari 50 pulau asri untuk dikembangkan dalam kemitraan dengan beberapa perusahaan perhotelan terkemuka di dunia.
Undang-undang Saudi, yang setara dengan standar internasional, akan mengatur kawasan semi-otonom yang baru dipetakan dan tahap pertama, yang mencakup pengembangan hotel, unit hunian mewah dan semua infrastruktur logistik seperti hub udara, darat dan laut, diperkirakan akan selesai dibangun akhir 2022.
KHALEEJ TIMES | GULF NEWS | ARAB NEWS