TEMPO.CO, Jakarta - Eropa akan bertemu dengan Iran untuk menegaskan kembali sikapnya bahwa Uni Eropa sepakat dengan Iran soal hasil perundingan nuklir yang diteken di Wina pada 2015. Mereka menolak keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Kantor berita Reuters dalam laporannya sebagaimana dikutip Middle East Monitor mengatakan, Amerika Serikat memutuskan memberlakukan kembali sanksi ekonomi yang pernah dicabut pemerintahan Presiden Barack Obama terkait dengan program nuklir Iran.
Baca: Uni Eropa: Trump Tak Boleh Ubah Kebijakan Nuklir Iran
Iran Siap Hadapi Embargo Uni Eropa
Dalam sebuah pertemuan dengan delagasi dari Inggris, Prancis, dan Jerman yang disponsori oleh diplomat top Uni Eropa, Federica Mogherini, Eropa tetap komit membantu Teheran sesuai dengan hasil kesepaktan yang ditandatangani di Wina pada 2015.
Para diplomat Eropa itu mengatakan bahwa mereka juga akan mendesak Iran agar bersedia bekerjasama dengan inspektur Eropa untuk meneliti program nuklir Iran.
"Tujuan pertemuan dengan para pemimpin Iran ini sekaligus sebagai pesan kepada Washington bahwa Iran mematuhi dan menjalankan kesepakatan yang sangat baik mengenai perjanjian nuklir setelah isolasi terhadap negeri itu dicabut," kata salah seorang diplomat yang enggan disebutkan namanya.Iran memiliki berbagai rudal balistik yang diperkirakan mampu menghantam sampai Eropa. Jangkauannya mencapai 2.500 kilometer. Hingga saat ini, baru Rusia, Cina dan Korea Utara yang memiliki teknologi manufaktur rudal-rudal ini. Bahkan saat ini sedang berlangsung kerja sama antara Teheran dan Pyongyang terkait rudal.
Diplomat lainnya mengatakan, "Pertemuan ini bukan kebetulan, namun sudah direncanakan sejak Oktober 2017," ucapnya mengacu pada pernyataan Trump yang menuding Iran tidak mematuhi perjanjian nuklir.
Baca: Iran Undang Uni Eropa Tinjau Reaktor Nuklir
Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian mengatakan kepada wartawan melalui juru bicaranya bahwa Prancis memang sedikit khawatir mengenai program rudal balistik. Namun negaranya siap berdialog dengan Iran. "Prancis tetap berpegang teguh pada kesepatan Wina. Iran harus menerapkan perjanjian itu," kata wakil juru bicara Kementerian Luar Negeri Prancis, Alexandre Giorgini.