TEMPO.CO, Jakarta -Korea Selatan melarang pelajaran bahasa Inggris di prasekolah hingga sekolah dasar atau SD. Kementerian Pendidikan Korea Selatan menjelaskan, kebijakan melarang pelajaran bahasa Inggris di prasekolah hingga sekolah dasar mengacu pada keputusan Pengadilan Konstitusi tahun 2016, seperti dikutip dari Korea Times, 9 Januari 2018.
Putusan Pengadilan Konstitusi itu melarang bahasa Inggris diajarkan secara intesif di prasekolah hingga pendidikan tingkat dasar. Mengajarkan anak-anak bahasa Korea dan Inggris secara bersamaan dapat menghalangi perkembangan kemampuan anak-anak berbahasa Korea.
Baca: Iran melarang pelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar
Selain itu, mengajarkan bahasa Inggris kepada anak-anak di level prasekolah termasuk di pusat-pusat daycare sedikit manfaatnya dan malah membuat anak-anak mengalami stres.
"Banyak ahli percaya proses mempelajari bahasa Inggris terlalu membuat anak-anak stres dan kurang efektif," kata Direktur pendidikan anak, Kwon Ji-young.
Korea Selatan hanya mengizinkan pendidikan bahasa Inggris diajarkan mulai level sekolah menengah ke atas.
Baca: Hadapi Era Globalisasi, Bahasa Inggris Adalah Keharusan
Kebijakan baru pemerintah Korea Selatan itu diprotes oleh para penyelenggara pendidikan prasekolah. Menurut mereka, pemerintah tidak mendengarkan lebih dahulu pandangan dan pendapat orang tua murid.
"Melarang kelas tanpa persetujuan orang tua atau pandangan mereka adalah konyol," kata Ryu Ho-young, manejer Korea Educare Association
Dengan anak-anak prasekolah dan sekolah dasar di Korea Selatan tidak mendapat pendidikan bahasa Inggris di sekolah, maka orang tua diperkirakan akan membawa anak-anak mereka untuk lembaga pendidikan swasta.