TEMPO.CO, Jakarta -Maksud hati ingin mempermalukan pemerintahan Iran menyusul unjuk rasa besar-besaran, Duta Besar Amerika Serikat untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Nikki Haley justru dikuliahi oleh dubes-dubes Dewan Keamanan lain.
Seperti dilansir The Straits Times, Sabtu 6 Januari 2018, Haley dalam sidang Dewan Keamanan pada Jumat waktu setempat berusaha menarik dukungan internasional untuk mengutuk pemerintah Iran setelah unjuk rasa massif yang terjadi sepekan terakhir telah menewaskan 22 orang dan menyebabkan ribuan orang ditangkap.
Dalam sambutannya, Haley mengatakan AS akan tetap teguh di belakang demonstran Iran. "Jangan diragukan lagi. Amerika Serikat berdiri tanpa hambatan dengan orang-orang di Iran yang mencari kebebasan untuk diri mereka sendiri," kata Haley.
Baca juga:
Trump Dukung Unjuk Rasa Iran, Rouhani Bilang Ini
Namun, upaya Haley memperoleh perlawanan dari duta-duta besar negara anggota Dewan Keamanan lain karena khawatir ini hanyalah cara Amerika Serikat untuk mempengaruhi dukungan terhadap perjanjian nuklir Iran.
Kritikan tidak hanya datang dari musuh tradisional AS di Dewan Keamanan—Rusia dan Cina—tetapi juga dari negara sekutu seperti Prancis dan Swedia.
Duta Besar Prancis untuk PBB Francois Delattre sebelum sidang mengingatkan semua pihak dari luar Iran agar tidak menggunakan demonstran sebagai alat.
"Kita harus waspada terhadap upaya untuk mengeksploitasi krisis ini untuk tujuan pribadi, yang akan memiliki hasil yang bertentangan secara diametral dengan apa yang diinginkan," kata Delattre.
Duta Besar Bolivia untuk PBB Sacha Sergio Llorenty juga menegaskan bahwa situasi di Iran tidak masuk dalam agenda sidang DK PBB.
Baca juga:
Diduga Provokasi Demo Iran, Ahmadinejad Ditangkap
Sementara Duta Besar Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya lebih terang-terangan menyindir Haley. Dia menanyakan mengapa Dewan Keamanan PBB tidak membahas protes Black Lives Matter di Ferguson, Missouri, Amerika Serikat yang juga menghadapi aksi kekerasan polisi.
"Alasan sebenarnya untuk mengadakan pertemuan hari ini bukanlah upaya untuk melindungi hak asasi manusia atau mempromosikan kepentingan orang-orang Iran, tetapi upaya terselubung untuk melemahkan kesepakatan nukli Iran," Nebenzia menegaskan.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menghubungan aksi protes tersebut dengan kesepakatan nuklir Iran. Trump beralasan bahwa keuntungan finansial yang diterima oleh pemerintah Iran sebagai bagian dari kesepakatan tersebut telah memicu korupsi yang diprotes warga Iran.