TEMPO.CO, Washington -- Pentagon menyambut baik keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk menghentikan rencana latihan perang menjelang digelarnya Olimpiade Musim Dingin di Korea Selatan pada bulan depan.
Selama ini, rezim Korea Utara menuding latihan militer AS dengan dua negara sekutunya yaitu Korea Selatan dan Jepang merupakan persiapan untuk invasi terhadap negara komunis itu. Permintaan penghentian latihan ini merupakan usulan dari Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, agar olimpiade bisa berlangsung dengan tenang.
Baca: AS Beri Sanksi kepada Dua Ahli Rudal Korea Utara
"Kementerian Pertahanan mendukung keputusan Presiden dan apa yang menjadi kepentingan bersama terbaik dengan aliansi AS (dan Korea Selatan)," kata Kolonel Rob Manning, juru bicara Pentagon, seperti dikutip Reuters, Kamis, 4 Januari 2018, waktu setempat.
Baca: Balas Kim Jong Un, Trump: Saya Juga Punya Tombol Nuklir, Namun...
Seperti diberitakan, Trump mengatakan dialog antara kedua Korea sebagai hal bagus. Trump juga memuji sikapnya selama ini sebagai pendorong hingga terjadinya dialog, yang rencananya akan digelar pada pekan depan.
"Apakah ada orang yang benar-benar percaya bahwa dialog akan terjadi antara Korea Selatan dan Utara sekarang jika saya tidak bersikap tegas, dan bersedia menggunakan kekuatan total terhadap Korea Utara," begitu cuit Trump di akun Twitternya @realdonaldtrump sambil menambahkan bahwa,"Pembicaraan adalah hal yang bagus."
Pemerintah Korea Selatan menjawab tawaran dialog Korea Utara ini dengan mengusulkan pembicaraan tingkat tinggi antara kedua negara di sebuah desa di perbatasan kedua negara pada pekan depan.
Kedua Korea juga telah bersepakat untuk membuka jalur telpon hotline yang menghubungkan kedua negara, yang sempat ditutup sejak Februari 2016.
Menanggapi perubahan sikap Korea Utara ini, Komandan Pasukan AS di Korea Selatan, Jenderal Vincent Brooks, menuding itu adalah strategi untuk memecah belah lima negara yaitu AS, Korea Selatan, Cina, Jepang dan Rusia. Menurut dia, Korea Utara berusaha diterima sebagai negara berkemampuan senjata nuklir.
"Kita harus menjaga agar ekspektasi kita tetap pada level yang selayaknya," kata Brooks saat menghadiri sebuah acara di sebuah universitas di Seoul. "Kita tidak bisa mengabaikan realita." Brooks meminta AS dan Korea Selatan tetap mempertahankan aliansi yang kokoh dan tajam.
Kelima negara yang disebut Brooks itu terlibat dalam upaya dialog damai yang kerap kali terhenti saat mencoba menyelesaikan masalah program senjatan nuklir dan rudal balistik Korea Utara. Upaya ini berhenti setelah Korea Utara menarik diri.
Dalam pidato Tahun Baru 2018, pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un, tiba-tiba mengubah sikap kerasnya selama ini terhadap Korea Selatan. Dia mengatakan mempertimbangkan mengirim delegasi atlet ke ajang Olimpiade Musim Dingin di Korea Selatan. Dia meminta kedua negara segera membicarakan mekanismenya. Trump menanggapi ini dan menilainya sebagai hal positif.
REUTERS | YONHAP