TEMPO.CO, Jakarta -Perdana Menteri Pakistan Shahid Khaqan Abbasi seperti dilansir Geo Times menggelar sidang kabinet darurat hari ini 3 Januari 2018 untuk membahas kicauan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengancam akan menghentikan bantuan. Trump dalam kicauan Tahun Barunya menuding Pakistan melindungi teroris.
Sidang kabinet Pakistan akan membahas strategi menghadapi pernyataan Trump dan tantangan yang akan dihadapi negara itu dari Amerika Serikat yang selama ini menjadi sekutu mereka.
Dalam Twitternya yang diunggah pada1 Januari 2018, Trump menyebut Pakistan pembohong dan penipu karena mengelabui AS demi menerima miliaran dolar untuk bantuan asing. Selain itu, Trump juga menuduh Pakistan menampung teroris.
Baca juga:
Trump Ancam Hentikan Bantuan Dana ke Palestina
"AS sangat bodoh sekali, memberikan Pakistan lebih dari US$ 33 miliar bantuan kepada mereka selama 15 tahun. Namun, mereka tak memberikan apa pun kecuali kebohongan dan menipu AS. Mereka anggap pemimpin kita semua bodoh. Mereka melindungi teroris yang selama ini diburu AS di Afghanistan. Tidak lagi!" kicau Trump dalam akunnya @realDonaldTrump.
Menyusul kicauan Trump, Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Nikki Haley menyatakan pihaknya bantuan militer sebesar US$ 255 juta kepada Pakistan. Seperti dilansir The New York Times, Haley mengatakan langkah tersebut diambil karena AS menganggap Pakistan gagal menindak secara lebih efektif terhadap kelompok-kelompok teror.
Kicauan Trump menuai kemarahan dari para pejabat Pakistan. Selain menegaskan bahwa semua dana dapat dipertanggungjawabkan, mereka menuding Trump mengatakan itu karena kekalahan AS di Afghanistan.
"Kami telah mengatakan kepada AS bahwa kami tidak akan berbuat lebih banyak, sehingga Trump tidak lagi penting,” kata Menteri Luar Negeri Pakistan Khawaja Asif kepada Geo TV. Duta Besar AS untuk Pakistan David Hale dipanggil ke kantor kementerian luar negeri untuk menindaklanjuti ucapan Trump.
Sementara itu, bekas perdana menteri Nawaz Sharif mendesak PM Abbasi untuk mencari strategi agar Pakistan tidak tergantung lagi pada bantuan dana Amerika menyusul ancaman Trump. “Padahal Pakistan membayar biaya yang sangat besar setelah serangan 11 September,” ujar Nawaz.