TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara saat ini sedang gencar membangun rudal terbesarnya dan akan meluncurkan roket tersebut pada peringatan 70 tahun berdirinya republik komunis tersebut September mendatang.
Berdasarkan informasi dari pembelot Korea Utara seperti dilaporkan Daily Mail Rabu 3 Januari 2018, diktator Kim Jong-un memerintahkan ilmuwan negara tersebut untuk membangun rudal yang diberi nama 'Unha-4' bulan lalu.
Ini akan menjadi versi upgrade dari Unha-3, sebuah roket tiga tahap yang terakhir diluncurkan oleh Korea Utara pada bulan Februari 2016 yang diklaim rezim tersebut sebagai pembawa satelit.
Baca juga:
Kim: Tombol Nuklir Korea Utara Siap Ditekan Jika Diancam
Namun, sebagian besar di masyarakat internasional melihat peluncuran Unha-3, yang membawa satelit Kwangmyongsong-4, sebagai uji coba rudal balistik yang disamarkan.
"Para ilmuwan telah mulai membangun Unha-4, namun diperlukan waktu enam bulan lagi untuk memastikan bahwa roket tersebut siap untuk perayaan ulang tahun pada tanggal 9 September," kata pembelot tersebut, seperti yang dilansir Daily Mail pada 2 Januari 2018.
Ini terjadi setelah media Korea Selatan melaporkan bahwa Kim Jong-Un sedang membangun satelit lain, Kwangmyongsong-5, yang kemudian dapat diluncurkan ke ruang angkasa dengan Unha-4.
Korea Utara saat ini di bawah beberapa sanksi PBB atas uji coba nuklir dan rudalnya dan dilarang melakukan peluncuran dengan menggunakan teknologi rudal balistik - termasuk satelit.
Namun Pyongyang telah membela haknya untuk meluncurkan satelit dan mengembangkan teknologi ruang angkasa, dengan mengatakan bahwa peluncuran satelit 'benar-benar sesuai' dengan undang-undang internasional mengenai pengembangan ruang angkasa.
Baca juga:
Balas Kim Jong Un, Trump: Saya Juga Punya Tombol Nuklir, Namun...
Pada pertemuan komite Majelis Umum PBB bulan Oktober, wakil utusan PBB dari Korea Utara Kim In-ryong mengatakan negaranya memiliki rencana 2016 sampai 2020 untuk mengembangkan 'satelit praktis yang dapat berkontribusi pada pembangunan ekonomi dan peningkatan kehidupan masyarakat'.
Dia menekankan hak Korea Utara untuk memproduksi dan meluncurkan satelit 'tidak akan berubah hanya karena Amerika Serikat melarangnya.
Korea Utara diyakini telah berhasil menempatkan satelit ke orbit pada bulan Desember 2012 setelah bertahun-tahun mengalami kegagalan sejak tahun 1998 ketika meluncurkan satelit pilot dan menamainya Kwangmyongsong-1.