TEMPO.CO, Jakarta -Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei menuding musuh-musuhnya sebagai biang kerok kerusuhan yang sedang terjadi di negaranya.
Sudah memasuki satu pekan lamanya Iran diguncang demonstrasi besar di berbagai kota termasuk di Teheran, ibukota negara Iran. Hingga pagi ini, sudah 20 orang tewas akibat unjuk rasa yang diwarnai aksi kekerasan.
Baca: 5 Fakta Penting Pemicu Demonstrasi Besar di Iran
Khamenei tidak menyebut siapa yang dia maksud musuh. Ia hanya memberi isyarat musuh yang dia maksud adalah pernah jadi sekutunya, memiliki kemampuan termasuk uang, senjata, politik, dan intelijen untuk mengacaukan Iran.
Khamenei menegaskan, negara Iran berutang budi kepada para martir yang mengorbankan dirinya dalam aksi unjuk rasa itu.
"Negara Iran selalu akan berutang budi kepada para martirnya, yang meninggalkan rumah dan keluarganya untuk berdiri menghadapi musuh-musuh yang jahat," kata Khamenei dalam pernyataan terbukanya yang pertama sejak demonstrasi terjadi pekan lalu, seperti dikutip dari Al Jazeera.
Baca: Unjuk Rasa di Iran, 450 Orang Ditahan
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, sejak awal demonstran merebak di Iran telah mengeluarkan pernyataan melalui akun Twitternya. Trump mencuit bahwa para demonstran menentang rezim yang brutal dan korup. Rakyat Iran tidak punya makanan yang cukup, inflasi tinggi, dan tanpa hak asasi manusia.
Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Nikki Haley pada hari Selasa, 2 Januari 2017 mengatakan, Amerika akan meminta Dewan Keamanan PBB untuk menggelar rapat darurat atas situasi di Iran. Amerika juga akan meminta Dewan HAM PBB untuk membahas masalah Iran.
Kementerian Luar Negeri Iran menyerang balik Trump dengan mengatakan Trump buang-buang waktu mengirim cuitan yang menghina itu. Lebih baik Trump diminta fokus pada rakyatnya yang gelandangan dan kelaparan di negaranya.