Selain menahan kedua tokoh agama itu, Musharraf juga mengganti sejumlah petinggi militer Pakistan, terutama yang dekat dengan Taliban. Misalnya Direktur Jendral Inter-Service Intelegence (ISI) Letnan Jenderal Mahmood, yang dikabarkan dekat dengan Maulana Sami ul Haq, diganti oleh Letnan Jendral Ehsanul Haq, sebelumnya Komandan Korps (Pangdam-nya) Peshawar.
Mahmood tak sendirian, pensiun yang dipercepat juga terjadi pada Letnan Jendral Muzaffar Usmani, Wakil Kepala Staf Angkatan Perang Pakistan. Ia digantikan Letjen Muhammad Azis Khan. Beberapa jabatan Pangdam juga diganti antara lain Letjen Mohammad Mushtaq-Pangdam Quetta kota asal kerusuhan dan kota tempat banyaknya pengungsi Afgan, diganti Letjen Abdul Qadir Baluch, bekas Pangdam Gujranwala.
''Ini usaha pemerintah Jendral Musharraf untuk memecah konsentrasi kami dalam melaksanakan jihad melawan AS dan sekutu-sekutunya,''kata Maulana Hamid ul Haq, anak Sami ul Haq, kepada Tempo melalui Telepon.Kini, bisa dikatakan tak ada lagi demontrasi besar-besaran, seperti yang terjadi di Rawalpindi, 15 Kilometer dari Ibukota Pakistan, Islamabad. Di tempat itu sekitar dua ribu orang melakukan demonstrasi. Unjuk rasa berakhir tanpa kerusuhan. Di Quetta, kota yang terdekat dengan basis Taliban, Kandahar, Afghanistan, korban yang tewas bertambah menjadi tiga orang. Begitu juga di Peshawar, tak terjadi demonstrasi hari ini.
Meski kesannya tenang, usaha untuk masuk ke Kabul terus dibicarakan. Di masjid-masjid kota di Islamabad, pertemuan-pertemuan khusus untuk mematangkan rencana infiltrasi ke Kabul dibicarakan secara serius.Di Masjid Ahlul Hadits, di kawasan G/6-1, Islamabad salah seorang jamaah masjid itu yang ikut pertemuan setelah salat Isya, membicarakan soal usaha masuk ke Afghanistan. Bahkan jamaah masjid itu iri dengan kabar 300 pemuda Islam Indonesia dari Gerakan Pemuda Islam (GPI) yang dilaporkan Frontier Post, koran yang terbit di Peshawar ibukota NWFP, siap pergi ke Kabul. (Ahmad Taufik)