TEMPO.CO, New York – Sebuah video berisi percakapan antara dua orang komedian asal Rusia dengan seseorang yang disebut sebagai Duta Besar Amerika Serikat untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Nikki Haley, beredar dan diberitakan sejumlah media massa.
Menurut pemberitaan media ini, dua komedian itu berpura-pura sebagai Perdana Menteri Polandia, Mateusz Morawiecki, dan berbicara dengan seseorang yang disebut bernama Nikki Haley, yang merupakan dubes AS untuk PBB pada Kamis, 21 Desember 2017, atau pada hari yang sama seusai voting resolusi PBB soal status Kota Yerusalem.
Baca: Dituding Jual Minyak ke Korea Utara, Ini Jawaban Rusia
Kedua orang komedian itu adalah Vladimir Kyznetsov dan Alexei Stolyarov, yang dikenal dengan nama Vovan dan Lexus. Mereka mengunggah video ini sehari kemudian.
Baca: Pertahanan Rusia Dijebol, ISIS Bom Supermarket di St.Petersburg
“Pertama-tama saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Anda atas dukungan yang kami terima lewat suara yang Anda berikan hari ini,” begitu terdengar suara perempuan yang disapa Haley mengatakan kepada PM bohongan itu. “Kami tidak akan pernah melupakannya,” kata dia.
Haley merujuk kepada keputusan Polandia untuk abstain dari voting mengenai resolusi PBB, yang mengecam keputusan AS untuk mengakui status Kota Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Polandia memilih abstain bersama 34 negara lainnya. 21 negara memilih absen dan 128 negara lainnya memilih mendukung resolusi PBB besutan Mesir itu.
Menurut media Inggris, Daily Mail, belum jelas cara kedua komedian itu bisa mendapat nomor telepon Haley, atau mengapa Haley mengira dia sedang berbicara dengan PM Polandia yang sebenarnya.
Dalam percakapan yang menurut kedua komedian berlangsung sekitar 30 menit itu, meskipun hanya diunggah sekitar 22 menit saja, PM bohongan itu juga menanyai Haley soal kemungkinan Rusia berada di balik resolusi PBB, yang mengecam keputusan AS soal status Kota Yerusalem.
Ditanya soal ini, Haley menegaskan dia meyakini bahwa Mesir-lah yang menggagas resolusi ini atas nama Liga Arab.
Kedua komedian ini juga berbicara mengenai Ukraina dan menyalahkan Rusia soal konflik yang terjadi diantara kedua negara. Lalu, keduanya mengajak Haley berbicara soal Pulau Binomo di Laut Cina Selatan, yang sebenarnya tidak ada.
“Ya, ya,” kata Haley terdengar menyahut.
“Mereka baru menggelar Pilpres dan kami duga Rusia melakukan intervensi,” kata PM bohongan itu seperti memancing pernyataan dari Haley.
“Ya, tentu saja, mereka melakukannya, benar sekali. Kami telah mengawasi mereka sangat dekat dan saya pikir kami akan terus mengawasi karena kami akan menangani isu yang terus muncul terkait Laut Cina Selatan,” jawab Haley.
Saat ditanya apa sikap Haley soal ketegangan diplomatik menyangkut Pulau Binomo itu, Haley menjawab dia akan mencari tahu sikap dari Gedung Putih.
“Saya akan coba cari tahu persisnya apa sikap kami soal itu. Dan apa yang AS sedang lakukan atau sebaiknya lakukan. Saya akan melaporkan soal ini kembali kepada Anda,” kata Haley.
Pembicaraan soal intervensi pemilihan Presiden ini mengingatkan publik kepada investigasi yang sedang berlangsung di AS soal tudingan adanya intervensi Rusia dalam Pilpres 2016 untuk memenangkan Presiden AS, Donald Trump.
Menurut media Israel, Times of Israel, juru bicara Haley, John Degory, mengatakan dia dan Haley tidak memiliki tanggapan apapun soal ini.
Jika benar suara perempuan itu milik Haley, maka dia bukan politisi pertama yang pernah ‘dikerjai’ oleh Vovan dan Lexus. Sebelumnya ada Menteri Energi AS, Rick Perry, anggota Kongres Maxine Waters, dan Senator John McCain.
Saat ditanya Guardian pada tahun lalu soal tokoh-tokoh yang mereka pilih untuk lelucon mereka, kedua komedian Rusia mengatakan,”Kami hanya memilih orang yang kami merasa tertarik."
DAILY MAIL | TIMES OF ISRAEL | GUARDIAN