TEMPO.CO, Manila -- Pemerintah Amerika Serikat menyatakan rasa terima kasihnya kepada pemerintah Filipina yang mengambil sikap oposisi terhadap program nuklir Korea Utara.
Media Filipina, Philstar, melaporkan AS menilai Filipina memiliki kepemimpinan kuat untuk ikut menekan Korea Utara. Media ini melaporkan Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson, dan Menlu Filipina, Alan Peter Cayetano, telah berbincang pada pekan lalu untuk mengucapkan terima kasih ini.
Baca: Kecewa, Trump: Cina Jual Minyak ke Korea Utara!
Sebagai gantinya, Tillerson berjanji AS akan terus mendukung upaya stabilisasi Kota Marawi, yang baru saja dibebaskan dari serbuan kelompok militan, dan upaya Filipina melawan teroris.
Baca: Mengintip Tempat Hacker Korea Selatan Berlatih Hadapi Korea Utara
"Kedua pihak sepakat untuk meningkatkan kerja sama bilateral dalam aliansi AS -- Filipina dalam isu-isu terkait pada 2018," begitu pernyataan dari rilis pemerintah AS tertanggal 28 Desember 2017, yang dikutip Philstar.
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, yang saat ini mengetuai ASEAN, mengecam pemimpin tertinggi Korea Utara karena mengembangkan senjata nuklir dan menyebutnya sebagai orang jahat.
Tekanan terhadap Korea Utara meningkat drastis pada Jumat, 22 Desember 2017. Saat itu DK PBB menyepakati sanksi baru terhadap Korea Utara dengan mendukung draf resolusi besutan AS yang telah dikonsultasikan dengan Cina.
Dewan Keamanan PBB secara bulat menjatuhkan sanksi ekonomi berat kepada Korea Utara dengan mencukur drastis suplai minyak mentah dan olahan ke negara itu dari negara lain.
Namun belakangan, intelejen AS dan Eropa menemukan ada indikasi beberapa kapal Cina dan Rusia menyuplai minyak mentah ke Korea Utara lewat transaksi penjualan minyak di tengah laut. Tudingan ini dibantah kedua negara.
PHILSTAR | CNBC | REUTERS