TEMPO.CO, Vatikan -- Paus Fransiskus menegaskan dukungannya untuk pendirian dua negara sebagai solusi atas konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina. Paus juga meminta perdamaian untuk Yerusalem.
Paus menyatakan ini sebagai pesan Hari Natal, yang disampaikan di Roma, Senin, 25 Desember 2017, waktu setempat. Sekitar lima puluh ribu orang berkumpul di Vatikan untuk mendengarkan kepala Gereja Katholik ini menyampaikan pesan kelima "Urbi et Orbi", yang artinya untuk kota dan dunia.
Baca: Ini Pesan Perdamaian Paus Fransiskus untuk Dunia Jelang Natal
"Kita melihat Yesus di anak-anak di Timur Tengah, yang terus menderita karena ketegangan antara Israel dan Palestina," kata Paus. "Mari kita berdoa bahwa keinginan untuk memulai dialog akan bertahan antara pihak-pihak yang terlibat. Dan sebuah solusi hasil negosiasi dapat dicapai akhirnya. Solusi yang dapat menciptakan perdamaian koeksis dua negara yang saling mengakui dan diakui dunia internasional batas-batas wilayahnya."
Baca: Paus Doakan Korban Badai dan Kebakaran Mal di Filipina
Ini adalah kedua kalinya Paus asal Argentina ini menyatakan pendapatnya secara terbuka mengenai status Kota Yerusalem sejak Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menciptakan ketegangan di wilayah Timur Tengah dengan menyebut status Kota Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bersidang dalam sidang umum istimewa pada Kamis, 21 Desember 2017, yang menghasilkan resolusi mendukung status Kota Yerusalem yang tidak berubah termasuk komposisi demografinya.
Resolusi ini sekaligus menolak keputusan sepihak Trump dan mendapat dukungan 128 negara. Sembilan negara menolak resolusi ini termasuk AS, 35 negara memilih abstain dan 21 negara memilih absen.
Paus juga meminta semua konflik di semua kawasan segera diakhiri. Dia menyebut konflik di kawasan Timur Tengah, Yaman, Sudan Selatan, Somalia, Burundi, Democratic Republic of Congo, Central African Republic, Ukraina, Korea dan Venezuela.
Fransiskus mengingatkan para jemaat yang hadir bahwa,"Angin peperangan berhembus di dunia kita dan model pembangunan yang usang terus memproduksi orang, masyarakat dan lingkungan yang terus menurun kualitasnya."
"Menjadi harapan saya bahwa komunitas internasional tidak berhenti bekerja untuk memastikan harga diri dari kelompok-kelompok minoritas di wilayah tadi tetap dilindungi secara layak," kata Paus.
Di Inggris, Uskup St. Albans, Alan Smith, berceramah mengenai kebijakan yang merujuk kepada kebijakan Trump terkait rencana membuat tembok perbatasan dengan Meksiko. Smith menyatakan ada tembok yang memisahkan Kota Yerusalem dan Bethlehem. "Jika kita merasa tidak aman, membangun tembok menjadi ide yang terlihat bagus."
Smith meminta semua pihak mengedepankan pembangunan jalan raya untuk menghubungkan komunitas dan individu. Ini karena tembok tidak bisa menciptakan rasa aman dalam jangkap panjang. Pernyataan Paus tadi menjadi rujukan bagi jemaat dan pemimpin berbagai negara.
USA TODAY | GUARDIAN | REUTERS