Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penganut Kristen India Alami Kekerasan Jelang Hari Natal

Reporter

Editor

Budi Riza

image-gnews
Umat Kristen di India. AP
Umat Kristen di India. AP
Iklan

TEMPO.CONew Delhi – Menjelang perayaan Hari Natal, sejumlah penganut Kristen mengalami tindak kekerasan di India saat sedang berdoa ataupun menyanyikan lagu reliji.

Sekelompok polisi dikabarkan memaksa masuk ke rumah sekelompok warga Kristen, yang sedang menyanyikan lagu relijius di Kota Aligarh, yang terletak di India sebelah utara.

Baca: Potret Kaum Pemakan Tikus, Termiskin dari yang Termiskin di India

 

“Dia menendang instrumen musik sebelum menyerang saudara lelaki saya dengan pisau,” kata Jitesh Chauhan, penyanyi di acara ini seperti dilansir Guardian, Ahad, 24 Desember 2017. Rahul Chauhan, saudara Jitesh, memainkan alat musik drum tabla bersama kelompok musik Advent Hari Ketujuh dari gereja Aligarh Church of Ascension.

Baca:  Bentrok dengan Tentara India di Himalaya, Pasukan Cina Mundur

 

Jitesh mengatakan polisi ini mengucapkan kata-kata bernada anti-Kristen dan merusak peralatan musik. Sekitar 30 orang yang berkumpul terkejut dengan tindakan polisi ini meskipun mereka tidak terluka.

Sebelumnya di Kota Aligarh, sekelompok aktivis Hindu garis keras membagikan surat peringatan kepada sekolah-sekolah Kristen di kota ini agar tidak melibatkan siswa Hindu dalam aktivitas perayaan Hari Natal.

Di daerah sebelahnya, Mathura, tujuh orang Kristen ditangkap polisi saat sedang berdoa bersama di salah satu rumah anggota. Di daerah Satna, negara bagian Madhya Pradesh, sekelompok paduan suara Kristen ditangkap saat sedang berkeliling dari rumah ke rumah.

Kekhawatiran akan persekusi agama di India biasanya dialami oleh warga minoritas Muslim, yang berjumlah sekitar 180 juta orang. Mengganggu peternakan milik warga Muslim dan pedagang ternak oleh kelompok preman semakin sering terjadi. Kelompok Hindu seperti dari partai berkuasan Bharatiya Janata secara terbuka berupaya melarang Muslim agar tidak bisa membeli properti di kawasan tempat tinggal Hindu.

Namun, sejumlah insiden penyerangan terkait Natal semakin menarik perhatian publik. Menurut John Dayal, sekretaris jenderal dari Dewan Kristen India, mengatakan warga Kristen India merasa gerak mereka semakin terbatas. “Apapun yang berdampak pada Muslim juga berdampak pada warga Kristen,” kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada 2014, India diperintah oleh kelompok nasionalis Hindu lewat kemenangan pemilu besar. Pemimpinya, Narendra Modi, menjadi Perdana Menteri India saat ini. Dia adalah seorang pengkut ajaran Hindutva, yang meyakini budaya dan institusi Hindu harus merefleksikan nilai-nilai Hindu. Kelompok religius minoritas, yang dianggap tersesat karena pengaruh asing, ditoleransi sepanjang mereka mengakui hegemoni Hindu.

Modi sendiri berulang kali menyatakan pemerintahnya akan mempromosikan kebebasan beragama. Namun, Dhirendra K Jha, seorang penulis buku mengenai toleransi beragama, mengatakan kelompok radikal Hindutva melihat munculnya Modi sebagai lampu hijau bagi mereka.

“Setelah Modi jadi Perdana Menteri, kelompok ini mulai berpikir kalau mereka memegang kekuasaan dan ini adalah pemerintahan milik mereka,” kata Jha. “Ini membuat mereka berbuat semena-mena. Mereka tidak takut hukum dan tatanan sosial ataupun ketentuan institusi demokrasi. Mereka bertindak anarkis kemana-mana.”

Ini diperparah sikap diam Modi menyaksikan perilaku kelompok garis keras ini. “Modi tidak akan mau bersuara dan menolong mereka. Tapi dia juga jarang sekali mengkritik perilaku kelompok ini. Karena sikap diamnya inilah, pesan kepada petugas keamanan adalah mereka tidak perlu bertindak terhadap kelompok ini,” kata Jha.

John Dayal menambahkan tuduhan utama kepada warga Kristen adalah melakukan konversi agama secara paksa. Ini bisa berbentuk tekanan kepada individu tertentu untuk berpindah agama, tapi juga bisa berarti berdoa kepada Yesus demi kesembuhan orang lain, atau menawarkan layanan rumah sakit atau sekolah Kristen hingga membayar orang dengan menggunakan dolar AS dan poundsterling Inggris. Ini adalah pemahaman kelompok Hindutva mengenai perilaku warga Kristen, yang dinilai mengganggu mereka.

Beberapa waktu lalu ada sekitar 30 orang dari kelompok garis keras Hindu yang menyerang sebuah gereja dengan alasan ada pembagian uang kepada warga Hindu setempat. “Para lelaki penyerang itu merekam video dan bertanya kepada orang-orang yang hadir apakah merek membagikan uang atau mengajak pindah agama?”

Secara terpisah di Cina, intoleransi beragama juga terjadi namun disponsori oleh Liga Pemuda Partai Komunis Cina. Mereka melarang para anggotanya untuk merayakan Hari Natal di kampus dengan ancaman sanksi. Sikap ini juga ditiru hingga ke tingkat kota. Misalnya di Henyang, kota terbesar kedua di Provinsi Hunan. Anggota Partai Komunis Cina dan publik dilarang merayakan malam Natal dan Hari Natal di jalan-jalan.

Pelarangan perayaan Hari Natal juga terjadi di Wenzhou, sebuah kota kaya di timur Provinsi Zhejiang. Ini berlaku untuk perayaan di sekolah hingga taman kanak-kanak. Di India, kasus intoleransi cenderung dibiarkan oleh negara.

GUARDIAN | SCMP | TELEGRAPH

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

2 hari lalu

Ilustrasi ular dari keluarga MadtsoiidaeNewscientist.com/dimodifikasi dari nixillustration.com
Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

Para penelitinya memperkirakan kalau ular tersebut dahulunya memiliki panjang hingga 15 meter.


Pemilu India Dimulai, Narendra Modi Incar Masa Jabatan Ketiga yang Bersejarah

6 hari lalu

Seorang pria memberikan suaranya di tempat pemungutan suara di desa Nongriat, selama tahap pertama pemilu, di Shillong di negara bagian Meghalaya, India, 19 April 2024. REUTERS/Adnan Abidi
Pemilu India Dimulai, Narendra Modi Incar Masa Jabatan Ketiga yang Bersejarah

Jika menang, Narendra Modi akan menjadi perdana menteri kedua yang terpilih tiga kali berturut-turut, setelah Jawaharlal Nehru.


Rumah Aktor Bollywood Salman Khan Diberondong Peluru Gangster, Sebelumnya Terima Ancaman Pembunuhan

6 hari lalu

Salman Khan. AP
Rumah Aktor Bollywood Salman Khan Diberondong Peluru Gangster, Sebelumnya Terima Ancaman Pembunuhan

Dua lelaki memberondong rumah aktor India Salman Khan di daerah Mumbai Bandra, belum lama ini. Bintang Bollywood ini pernah dapat ancaman pembunuhan.


Vivo T3x 5G Resmi Diluncurkan di India, Ini Spesifikasinya

7 hari lalu

vivo ekspansi bisnis ke 6 negara Eropa.
Vivo T3x 5G Resmi Diluncurkan di India, Ini Spesifikasinya

Vivo T3x 5G ditenagai chipset Qualcomm Snapdragon 6 Gen 1.


Respons Joe Biden, Rusia, dan Cina Pasca Serangan Iran ke Israel

9 hari lalu

Sistem anti-rudal beroperasi setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, seperti yang terlihat dari Ashkelon, Israel 14 April 2024. REUTERS/Amir Cohen
Respons Joe Biden, Rusia, dan Cina Pasca Serangan Iran ke Israel

Serangan Iran yang diluncurkan ke Israel menuai respons dari berbagai pihak termasuk Presiden AS Joe Biden, Rusia, dan Cina.


Film Jallianwala Bagh tentang Pembantaian Amritsar 105 Tahun Lalu, Ini Sinopsis dan Pemerannya

11 hari lalu

Sejumlah burung dara berterbangan di dekat patung Mahatma Gandhi saat perayaan ulang tahunnya ke-144 di Amritsar, India (2/10). AP/Sanjeev Syal
Film Jallianwala Bagh tentang Pembantaian Amritsar 105 Tahun Lalu, Ini Sinopsis dan Pemerannya

Hari ini 13 April 1919 terjadi pembantaian di Amritsar, India. Peristiwa tersebut diabadikan dalam film Jallianwala Bagh, Berikut sinopsis dan pemerannya.


Mengingat Pembantaian Amritsar di India pada 1919, Tewaskan Ratusan Orang dan Ribuan Lainnya Terluka

11 hari lalu

Kelompok Sikh mengangkat pedang sambil memprotes saat bentrokan di kuil Sikh, Kuil Emas, di Amritsar, India (6/6). REUTERS/Munish Sharma
Mengingat Pembantaian Amritsar di India pada 1919, Tewaskan Ratusan Orang dan Ribuan Lainnya Terluka

Pada 13 April 1919 terjadi pembantaian di Amritsar di Punjab, India. Berikut kilas balik peristiwa berdarah itu.


5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

14 hari lalu

Biryani, Hyderabad. Unsplash.com/Shreyak Singh
5 Destinasi yang Menyajikan Makanan Khas Idul Fitri di India

Kota-kota di India ini bisa menjadi inspirasi destinasi para pecinta kuliner mencicipi hidangan khas Idul Fitri


New Delhi dan Hanoi jadi Kota Tujuan Wisata Paling Murah di Dunia, Bali Peringkat Berapa?

16 hari lalu

Qutub Minar, New Delhi, India. Unsplash.com/Shabeeba Ameen
New Delhi dan Hanoi jadi Kota Tujuan Wisata Paling Murah di Dunia, Bali Peringkat Berapa?

Survei ini berdasarkan beberapa penilaian, termasuk harga makanan, transportasi lokal, dan penginapan. New Delhi dan Hanoi di urutan teratas.


Program Makan Siang Gratis Prabowo Selangkah Lebih Maju, Pemerintah Kirim Tim ke India dan Beri Ruang Fiskal

17 hari lalu

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berkunjung ke sekolah Beijing No. 2 Middle School, di Dongcheng District, Beijing, Cina, Selasa, 2 April 2024. Presiden terpilih 2024-2029 itu meninjau penerapan program makan siang gratis untuk siswa di Negeri Tirai Bambu. Foto: Humas Prabowo
Program Makan Siang Gratis Prabowo Selangkah Lebih Maju, Pemerintah Kirim Tim ke India dan Beri Ruang Fiskal

Program makan siang gratis Prabowo mendapat dukungan pemerintah, yang mengirim tim studi banding ke India serta memberi ruang fiskal di RAPBN 2025.