TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyetujui menyediakan senjata senilai US$ 393 juta atau sekitar Rp 5,3 triliun untuk pemberontak di Suriah, Unit Pertahanan Rakyat (YPG). Sikap Trump diprotes Turki.
Media Turki, Hurriyet Daily, dalam laporannya mengatakan, Trump telah menandatangani daftar senjata yang disodorkan Pentagon pada Mei dan 12 Desember 2017, atau 18 hari setelah melakukan percakapan telepon dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Baca: Erdogan: Turki Tak Bisa Menerima Dukungan Amerika ke Kurdi
Anggota Pasukan Demokratik Suriah (YPG) melakukan penembakan kearah lokasi penembak jitu militan ISIS di Al Senaa, Raqqa, Suriah, 10 Agustus 2017. REUTERS/Zohra Bensemra
Menurut Hurriyet Daily, Trump memerintahkan para jenderalnya tidak mempersenjatai YPG. "Trump secara terbuka mengatakan akan mengakhiri bantuan ke para pemberontak di sana," kata Menteri Luar Negeri Turki, Mevlüt Çavuolu, kepada wartawan.
Daftar senjata yang dikirimkan ke para pemberontak YPG itu termasuk 12 ribu pucuk senjata laras panjang Kalashnikov dan puluhan ribu senapan mesin.
Baca: Ribut Soal Kurdi, Amerika Komit Melindungi Turki
Sheen Ibrahim, Pasukan Kurdi dari Unit Perlindunga (YPG) duduk didalam sebuah rumah di Raqqa, Suriah, 16 Juni 2017. Diajarkan saudara laki-lakinya menggunakan senjata AK-47, Sheen ikut memperjuangkan otonomi Kurdi di Suriah. REUTERS/Goran Tomasevic
Ankara memasukkan YPG ke dalam daftar kelompok teroris yang harus ditumpas sebab kaum bersenjata tersebut dianggap memiliki jaringan dengan Partai Pekerja Kurdistan (PKK). PKK adalah organisasi terlarang di Turki.