TEMPO.CO, Moskow -- Pemerintah Rusia menampik kebijakan strategi keamanan nasional yang diumumkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, sebagai bersifat imperialis. Namun, Rusia juga menyatakan bersedia bekerja sama dalam beberapa urusan.
"Membaca sekilas beberapa bagian dari stretegi yang menyebut nama negara kami.. (menunjukkan) karakter imperialis," kata Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin, kepada wartawan, Selasa, 19 Desember 2017.
Baca: Amerika Serikat Sebut Rusia Sebagai Aktor Jahat di Pentas Global
Makalah yang disampaikan Trump, menurut Peskov, menunjukkan keengganan untuk meninggalkan ide dunia yang unipolar dan mengabaikan dunia yang cenderung multipolar.
Baca: CIA bantu Rusia gagalkan dugaan serangan ISIS terhadap katedral
Trump menyampaikan kebijakan mengenai strategi keamanan nasional AS dua hari lalu meskipun tidak mencantumkan tudingan lembaga intelejen AS soal intervensi Rusia pada pemilihan Presiden AS 2016. Namun, makalah itu menampilkan pandangan umum para diplomat AS bahwa Rusia mencoba melemahkan berbagai kepentingan AS di domestik dan global.
"Kami tidak setuju dengan perilaku yang melihat negara kami sebagai ancaman terhadap AS," kata Peskov sambil menambahkan ada hal-hal positif yang bisa menjadi bahan kerja sama antara kedua negara.
Selain Rusia, tanggapan keras juga datang dari pemerintah Cina, yang meminta AS agar menanggalkan mentalitas perang dingin. Cina menegaskan akan tetap memperjuangkan kepentingan negaranya.
REUTERS | SCMP