TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Vladimir Putin menelepon Presiden Donald Trump untuk mengucapkan terimakasih karena CIA, badan intelijen Amerika, menggagalkan serangkaian serangan teroris ISIS di St. Petersburg.
Bantuan informasi dari CIA telah membantu Rusia untuk melacak dan menahan teroris yang mengancam Rusia. Hal ini bisa terjadi sejak kedua negara sepakat menjalankan kerja sama kontraterorisme.
Baca: Peluk Putin, Assad: Terimakasih Sudah Selamatkan Suriah
Menurut Kremlin, Putin menelepon Trump pada 17 Desember 2017 untuk mengucapkan terimakasih kepadanya dan Direktur CIA, Mike Pompeo. Selain itu, Putin mengatakan, dinas keamanan Rusia juga akan selalu berbagi informasi terkait rencana serangan ke Amerika Serikat.
Adapun Gedung Putih mengatakan Trump menegaskan Putin mengenai pentingnya kerjasama intelijen untuk mengalahkan teroris di manapun mereka berada.
Baca: Putin Sebut ISIS Dibiayai 40 Negara, Termasuk Negara G-20
"Kedua pemimpin sepakat bahwa hal ini berfungsi sebagai contoh hal positif yang dapat terjadi ketika negara kita bekerja sama," kata Gedung Putih, seperti yang dilansir Radio Free Europe pada 18 Desember 2017.
Informasi Putin menelepon Trump disampaikan Kremlin setelah Dinas Keamanan Federal Rusia atau FSB menahan tujuh tersangka yang merancang pengeboman di St. Petersburg pada 15 Desember 2017.
FSB mengatakan tujuh tersangka dicurigai sebagai anggota kelompok ekstremis ISIS yang dipandu dari luar negeri melalui aplikasi pesan Telegram. Dalam penggerebekannya di sebuah apartemen di St. Petersburg, pihak berwenang Rusia telah menemukan senjata, bahan peledak, dan dokumen-dokumen ISIS.
Baca: Di PBB, Putin: Hanya Assad dan Kurdi Serius Perangi ISIS
Para tersangka dikatakan merencanakan serangan ke Katedral Kazan di St. Petersburg, landmark paling terkenal di kota terbesar kedua di Rusia tersebut.
Awal pekan lalu, kepala FSB, Aleksandr Bortnikov menjelaskan FSB menggagalkan rencana teroris ISIS yang akan melakukan pengeboman selama perayaan Tahun Baru dan kampanye pemilihan presiden Rusia 2018 dengan Putin sebagai petahana.