TEMPO.CO, Washington DC - Wakil Presiden Amerika Serikat, Mike Pence, bakal mengunjungi Mesir dan Israel pada pekan depan terkait keputusan mengenai status Kota Yerusalem.
Dalam kunjungan ini, Pence tidak akan melakukan pertemuan dengan para tokoh Kristen dari Palestina dan Gereja Koptik Mesir, yang menolak bertemu terkait keputusan Presiden AS, Donald Trump, soal status Kota Yerusalem. Pimpinan Otoritas Palestina juga telah menyatakan enggan menemui Pence pasca keputusan Trump.
Baca juga:
Baca: Kisruh Yerusalem, Israel Tahan 300 Demonstran Palestina
“Dua pekan terakhir, ada reaksi dari kawasan ini terkait keputusan soal Yerusalem,” kata seorang pejabat yang tidak disebutkan identitasnya. “Perjalanan ini menjadi akhir dari bab itu dan memulai bab berikutnya.”
Baca: Soal Yerusalem, Wiranto: Semua Negara di KTT OKI Menentang AS
Seperti diberitakan, Trump mengumumkan keputusan pemerintahannya untuk mengakui status Kota Yerusalem sebagai ibu kota Israel, pada Rabu, 6 Desember 2017. Keputusan ini mendapat protes dari kalangan internasional, termasuk negara – negara Arab.
Israel menginginkan seluruh Kota Yerusalem sebagai ibu kotanya dan mendukung keputusan Trump. Sedangkan Palestina dan negara-negara Arab serta Eropa mendukung solusi dua negara dengan Kota Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina.
Israel menguasai Kota Yerusalem Timur lewat perang pada 1967 meskipun dunia internasional tidak pernah mengakui kedaulatannya atas kota ini.
Pence, seperti dilansir Reuters, bakal menyoroti perjuangan kelompok minoritas dalam kunjungan ke Mesir dan Israel ini. Pence juga bakal membahas upaya menghadang Iran, mengalahkan militan ISIS dan melawan ideologi ekstrim.
Pence bakal berangkat pada Selasa waktu setempat dan tiba di ibu kota Mesir, Kairo, pada Rabu untuk bertemu dengan Presiden Mesir, Abdel Fattah al-Sisi. Dia lalu akan terbang ke Israel pada hari yang sama dan bertemu dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dan Presiden Reuven Rivlin.
Saat di Israel, Pence bakal berpidato di parlemen Israel dan mengunjungi Tembok Barat di Yerusalem. “Kita tidak bisa membayangkan skenario Tembok Barat tidak menjadi bagian dari Israel,” kata seorang pejabat AS kepada media.
REUTERS