TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah negara akan membuka kantor kedutaannya di Yerusalem Timur. Hal ini sebagai tindak lanjut dari hasil pertemuan darurat negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam atau OKI, yang menyatakan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina.
"Pengakuan atas negara Palestina sejalan dengan keputusan PBB. Kami akan berjuang untuk mengakui Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina," kata Mevlüt Çavuolu, Menteri Luar Negeri Turki, seperti dikutip dari www.dailysabah.com, Kamis, 14 Desember 2017.
Baca: Libanon Ingin Buka Kedutaan Besar di Yerusalem Timur
Menurut Çavuolu, segala bentuk upaya akan dibuat hingga Amerika Serikat mundur dari keputusannya mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Sejumlah anak-anak Palestina bermain di lapangan saat istirahat sekolah di Yerusalem Timur, di Jabel Mukhaber, 15 Juni 2017. Sedangkan kurikulum Palestina mengajarkannya sebagai Nakba atau Bencana, ketika ratusan ribu orang Palestina melarikan diri atau diusir dari rumah mereka selama pertempuran. REUTERS/Ammar Awad
Hingga saat ini, baru Libanon, melalui Menteri Luar Negeri Libanon, Gebran Bassil, menyatakan kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas bahwa negaranya berkeinginan menempatkan kantor kedutaan besarnya di Yerusalem Timur.
Baca: OKI Sebut Yerusalem Timur Ibu Kota Palestina, Ini Reaksi Israel
"Rencana pembangunan kedutaan besar di Yerusalem Timur itu akan dibicarakan dalam rapat kabinet, Kamis ini. Semoga Tuhan menghendaki," ucap Bassil.
Turki sendiri belum mengeluarkan pernyataan akan membuka kantor kedutaannya di Yerusalem Timur.