TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 300 warga Palestina telah ditangkap oleh pasukan pendudukan Israel sejak dimulainya demonstrasi pekan lalu, menyusul pengumuman Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel.
Menurut Pusat Informasi Palestina, mayoritas tahanan adalah mereka yang mengikuti aksi demonstrasi yang diadakan di wilayah pendudukan israel. Sebelum ditahan, demonstran Palestina tersebut dipukuli oleh pasukan Israel, dan beberapa lainnya ditembak.
Baca: OKI Sebut Yerusalem Timur Ibukota Palestina, Ini Reaksi Israel
Puluhan anak di bawah umur ikut ditahan. Sebuah video yang dirilis oleh LSM Israel B'Tselem pada awal pekan ini, memicu kemarahan pada media sosial karena menunjukkan beberapa anak laki-laki muda ditangkap secara brutal dan dikurung di kandang kecil di pos pemeriksaan Bab Az Zawiya.
Laporan juga menunjukkan bahwa sejumlah orang ditangkap oleh polisi Israel yang menyamar di antara demonstran di Ramallah dan Hebron. Para polisi dan tentara Israel menyamar sebagai orang Palestina dengan mengenakan masker wajah dan keffiyeh dan berpartisipasi dalam demonstrasi.
Baca: Presiden Palestina Minta Dunia Tak Akui Israel
Seperti yang diilansir Middle East Monitor pada 14 Desember 2017, penduduk Tepi Barat yang telah ditangkap menghadapi penuntutan di pengadilan militer, dan yuridiksi bahkan dapat diperluas ke Yerusalem Timur jika dugaan pelanggaran mereka dilakukan atau memiliki hubungan dengan Tepi Barat yang diduduki.
Demonstrasi terus berlangsung di beberapa wilayah Palestina, termasuk di Hebron. Massa aksi disambut dengan respons kejam oleh pasukan pendudukan Israel yang menembakkan gas air mata dan peluru baja berlapis karet.
Baca: Penerbit Buku SD yang Sebut Yerusalem Ibu Kota Israel Minta Maaf
Secara total, enam orang telah meninggal dan sekitar 1.500 lainnya terluka sejak Kamis pekan lalu. Israel juga telah melanjutkan penembakan terhadap Gaza dan kota-kota dan desa-desa di Tepi Barat.
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas menegaskan, penolakannya terhadap klaim Israel yang menjadikan Yerusalem sebagai ibukotanya dan didukung oleh Trump.