Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Astronom Pindai Benda di Tata Surya Berbentuk Cerutu, Alien Kuno?

Ilustrasi asteroid interstellar pertama, Oumuamua. Kredit: M. Kornmesser/ESO
Ilustrasi asteroid interstellar pertama, Oumuamua. Kredit: M. Kornmesser/ESO
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Para astronom Amerika Serikat memindai objek luar angkasa yang menandai adanya kehidupan dari galaksi lain di tata surya.  Objek itu berbentuk cerutu besar yang masuk ke tata surya dari galaksi lain dan terbang melewati Bumi pada Oktober lalu. Diduga objek itu semacam artefak dari peradaban alien kuno.

Astronom yang terlibat dalam Search for Extra-Terrestrial Intelligence atau SETI akan mengubah teleskop raksasanya menuju ke arah artefak bernama "Oumuamua" tersebut.

Baca: Alien itu Ada, Ilmuwan: Bentuknya Bisa Saja Robot

Oumuamua adalah objek pertama yang ditemukan di tata surya yang tampaknya berasal dari bagian lain galaksi dan diasumsikan sebagai asteroid.  Tapi setelah melihatnya dengan saksama, para periset di Institut SETI bingung dengan bentuknya, sangat jarang melihat asteroid yang tidak berbentuk bulat.

Oumuamua, objek antarbintang pertama yang didokumentasikan memiliki panjang ratusan meter tapi hanya sepersepuluh lebarnya. Beberapa pakar menyimpulkan bentuknya yang tipis adalah desain yang sempurna untuk sebuah pesawat ruang angkasa karena akan membantu perjalanan melalui alam semesta dan meminimalkan risiko tabrakan.

Saat ini belum ada konsensus untuk menentukan asal benda merah tua yang panjangnya sekitar 400 meter itu. 

Baca: Kapan Alien Ditemukan? Ini Prediksi NASA

Dalam sebuah pernyataan, proyek SETI senilai US$ 100 juta yang dinamai Breakthrough Listen mengatakan: "Periset yang bekerja pada transportasi ruang jarak jauh menyimpulkan bahwa bentuk cerutu atau jarum adalah arsitektur yang paling mungkin untuk sebuah pesawat luar angkasa antarbintang, karena ini akan meminimalkan gesekan dan kerusakan gas dan debu antarbintang saat melintasi ruang angkasa."

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tim tersebut akan menggunakan teleskop radio Green Bank di West Virginia untuk mempelajari objek tersebut. Teleskop radio terbesar di dunia itu akan "mendengarkan" Oumuamua di empat pita frekuensi radio yang mencakup satu sampai 12 gigahertz dari pukul 8 malam waktu Inggris pada hari Rabu, 13 Desember 2017.

Perjalanan melalui alam semesta dengan kecepatan hingga 196,000 meter per jam, cukup cepat untuk menunjukkan bahwa hal itu tidak terikat oleh kekuatan gravitasi matahari.

Pemimpin ilmuwan yang melakukan riset itu, Dr Andrew Siemion yang juga Direktur Berkeley SETI Research Center di California, mengatakan, kehadiran Oumuamua di dalam sistem tata surya memberi terobosan untuk melacak benda-benda terdekat yang bergerak cepat. 

Baca: Pemburu UFO Temukan Fosil Tulang Alien di Mars?

"Apakah benda ini ternyata buatan atau alami, ini adalah target besar untuk didengarkan," tambahnya, seperti yang dilansir Sky News pada 12 Desember 2017.

Bahkan jika tidak ada bukti teknologi luar bumi ditemukan, peneliti berharap misinya bisa memberikan informasi penting tentang gas yang mengelilingi benda atau ada tidaknya air.

Sejauh ini, tidak ada bukti kuat adanya kehidupan asing seperti alien yang ditemukan oleh SETI walaupun telah melakukan hampir 100 proyek sejak 1960-an.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Peneliti BRIN Bikin Surat Permintaan Maaf ke Muhammadiyah

37 hari lalu

Papan nama Gedung BRIN di Jakarta. Foto: Maria Fransisca Lahur
Peneliti BRIN Bikin Surat Permintaan Maaf ke Muhammadiyah

Peneliti BRIN Andi Pangerang Hasanuddin meminta maaf kepada warga dan pimpinan Muhammadiyah atas postingannya yang bernada ancaman


Viral Peneliti BRIN Ancam Warga Muhammadiyah, Thomas Djamaludin: Dia Menyesal

37 hari lalu

Gedung BJ Habibie, BRIN, Jakarta Pusat. Foto: Maria Fransisca Lahur
Viral Peneliti BRIN Ancam Warga Muhammadiyah, Thomas Djamaludin: Dia Menyesal

Sebelumnya, nama Andi Pangerang ramai di media sosial karena diduga mengunggah komentar bernada ancaman kepada Muhammadiyah.


Gerhana Matahari Total dari Pantai Timor Leste, Peneliti: Magnificent

40 hari lalu

Tim ITERA yang terdiri tiga orang dewasa dan satu anak memilih lokasi pengamatan gerhana di pantai Aerle, Umun-Ira , Desa Com, Distrik Lospalos. (ITERA)
Gerhana Matahari Total dari Pantai Timor Leste, Peneliti: Magnificent

Pantai di Timor Leste ini memiliki cuaca cerah yang mendukung pengamatan fenomena Gerhana Matahari Total.


Pernah ke Observatorium? Berikut Pengertian dan Fungsinya

42 hari lalu

Petugas mengoperasikan teleskop atau teropong bintang di Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 16 Januari 2023. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Pernah ke Observatorium? Berikut Pengertian dan Fungsinya

Pernah berkunjung ke observatorium? Berikut arti dan fungsinya.


Menyergap Gerhana Matahari Total dari Laut Lepas, Peneliti Bersiap di KRI Spica-934

43 hari lalu

Sebagian awak KRI Spica 934 dan peneliti salat magrib pada Minggu, 16 April 2023. Kapal perang ini mendukung penelitian dan pengamatan Gerhana Matahari Total pada 20 April 2023. ISTIMEWA
Menyergap Gerhana Matahari Total dari Laut Lepas, Peneliti Bersiap di KRI Spica-934

Komunitas astronomi tak hanya tersebar di darat dalam memburu fenomena Gerhana Matahari Total pada 20 April 2023.


Hari Pertama Idul Fitri 2023 Jumat atau Sabtu? Ini Prakiraan BMKG

43 hari lalu

Petugas menggunakan teropong untuk mengamati hilal di Bukit Syeh Bela-belu, Bantul, DI Yogyakarta, Senin, 3 Juni 2019. Dari hasil pemantauan hilal sebagai syarat penentuan 1 Syawal 1440 H atau Idul Fitri 1440 H belum tampak karena tertutup awan mendung. ANTARA
Hari Pertama Idul Fitri 2023 Jumat atau Sabtu? Ini Prakiraan BMKG

Sejauh ini beredar dua kemungkinan untuk Idul Fitri 2023 atau 1 Syawal 1444 H. Pertama, dirayakan seragam pada Jumat 21 April 2023.


Gerhana Matahari 20 April, Komunitas Astronomi Berburu ke Berbagai Daerah Ini

48 hari lalu

Ilustrasi memotret gerhana matahari total. Nasa.gov
Gerhana Matahari 20 April, Komunitas Astronomi Berburu ke Berbagai Daerah Ini

Gerhana Matahari 2023 ini juga dinamakan Gerhana Matahari Hibrida terkait dengan keunikannya.


Kata Astronom Soal Gerhana Matahari Tentukan Idul Fitri 21 April 2023

49 hari lalu

Ilustrasi gerhana matahari (Pixabay.com)
Kata Astronom Soal Gerhana Matahari Tentukan Idul Fitri 21 April 2023

Gerhana matahari bisa menentukan awal bulan qomariah asalkan ....


Benarkah Ada Kehidupan Selain di Bumi? Ini Penjelasannya

28 Maret 2023

Ilustrasi koleksi planet ekstrasurya. (NASA/JPL-Caltech)
Benarkah Ada Kehidupan Selain di Bumi? Ini Penjelasannya

Kehidupan di luar Bumi masih belum terjawab baik itu di batas tata surya maupun lebih jauh hingga ke eksoplanet, tapi semakin dekat.


Kembangkan Astronomi Modern, Madrasah Aliyah NU Buntet Pesantren Bangun Observatorium

21 Maret 2023

Sekretaris Umum YLPI Buntet Pesantren KH Ahmad Syauqi saat menggunting pita sebagai tanda meresmikan jam matahari MANU Putra Buntet Pesantren, Cirebon, Jawa Barat, Senin 20 Mare 2023. (Foto: Dokumentasi MANU Putra Buntet Pesantren
Kembangkan Astronomi Modern, Madrasah Aliyah NU Buntet Pesantren Bangun Observatorium

Madrasah Aliyah Nahdlatul Ulama (MANU) Putra Buntet Pesantren siap membangun observatorium guna mengembangkan ilmu falak dan astronomi modern.