TEMPO.CO, Jakarta - Pengumuman Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengenai kebijakan pemerintahannya terkait status Kota Yerusalem mendapat perhatian dunia internasional. Berbagai upaya diplomasi, pernyataan politis, hingga aksi unjuk rasa terjadi menanggapi kebijakan Trump itu.
Baca: Tokoh Agama Indonesia Tolak Keputusan Trump Soal Yerusalem
Baca juga:
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, misalnya, sedang berupaya melobi Uni Eropa agar mendukung kebijakan Trump ini. Namun, upaya lobi ini nampaknya kurang berhasil karena para menteri luar negeri UE memutuskan menolak kebijakan Trump dan tidak akan memindahkan kantor kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Kota Yerusalem.
Baca: Liga Arab Minta DK PBB Batalkan Putusan Trump Soal Yerusalem
"Saya pikir tidak ada negara yang akan memindahkan kantor kedubesnya ke sana. Saya lihat negara-negara EU juga tidak akan melakukannya," kata Margot Wallstrom, seorang top diplomat asal Swedia, seusai mengikuti rapat tertutup para menlu UE dengan Netanyahu di kantor pusat UE di Brussel, Senin, 11 Desember 2017, waktu setempat.
Paus Fransiskus juga mengulangi kembali sikapnya agar semua pihak menghormati status quo Kota Yerusalem sebagai kota internasional di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dia meminta semua pihak menghormati tempat suci ketiga agama yaitu Kristen, Yahudi dan Islam di Yerusalem.