TEMPO.CO, Jakarta - Pimpinan Liga Arab menyebut keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel adalah keputusan berbahaya dan tidak bisa diterima.
"Keputusan tersebut adalah serangan politik mencolok atas solusi penyelesaian konflik Israel-Palestina," bunyi pernyataan Liga Arab seperti ditulis Al Jazeera, Ahad, 10 Desember 2017.
Baca: Liga Arab Minta DK PBB Batalkan Putusan Trump Soal Yerusalem
Pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan setelah shalat Jumat dalam sebuah demonstrasi di jalan-jalan di Beirut, Lebanon, 8 Desember 2017. Mereka menentang keputusan Presiden AS Donald Trump untuk mengakui Yerusalem di ibukota Israel di Beirut. AP Photo
Pernyataan yang disampaikan oleh Ahmed Aboul-Gheit selaku Sekretaris Jenderal organisasi regional itu, dikeluarkan usai pertemuan darurat para Menteri Luar Negeri dari 22 negara Arab di ibu kota Mesir, Kairo, pada Sabtu, 9 Desember 2017.
About-Gheit mengatakan, keputusan Trump tersebut bertentangan dengan hukum internasional dan memunculkan pertanyaan atas upaya Amerika Serikat mendukung perdamaian antara Israel dan Paplestina.
Dia menambahkan, pergeseran kebijaksanaan Amerika Serikat telah merusak kepercayaan negara Arab terhadap pemerintahan Trump dan terkait dengan legalisasi pendudukan Israel atas Palestina.Muslim Afghanistan membakar bendera A.S. saat mereka menggelar aksi unjuk rasa menentang pengakuan Presiden A.S Donald Trump atas Yerusalem sebagai ibukota Israel, di Kabul, Afghanistan, 8 Desember 2017. REUTERS
Selain dari negara-negara Arab, celaan juga datang dari sejumlah negara Islam dan dunia pada saat sebelum dan sesudah Trump mengumumkan pengakuannya terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Rabu, 6 Desember 2017.
Baca: Liga Arab dan OKI Segera Gelar Pertemuan Darurat Bahas Yerusalem
Presiden Trump juga memerintahkan kedutaan besar Amerika Serikat pindah dari Tel Aviv ke Yerusalem. "Langkah Trump dapat menggagalkan upaya perdamaian," kata para pemimpin Liga Arab.