TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat meminta Arab Saudi mengekang serangan militer ke Yaman, Qatar dan Lebanon di tengah laporan bahwa serangan tersebut menimbulkan banyak korban sipil tewas di Yaman.
Berbicara di Paris pada Jumat, 8 Desember 2017, Menteri Luar Negeri
Amerika Serikat Rex Tillerson mendesak Arab Saudi mengurangi operasi militernya di Yaman.
Baca: Yaman Terancam Kelaparan Meluas karena Blokade Arab Saudi
Petugas dibantu warga membawa jenazah yang tewas tertiban reruntuhan bangunan hotel yang hancur setelah serangan udara Arab Saudi di Arhab, Yaman, 23 Agustus 2017. REUTERS/Khaled Abdullah
Pada kesempatan berbicara kepada media sebagaimana diwartakan Al Jazeera, Tillerson menyatakan dukungan kuat Amerika Serikat atas reformasi internal di Kerajaan Arab Saudi, termasuk sikap tegas Putra Mahkota Mohammed bin Salman terhadap kelompok pengusaha dan pejabat militer dalam rangka gerakan antikorupsi.
Tillerson juga menyatakan bahwa Amerika Serikat meminta Arab Saudi menahan diri dalam operasi militer di Yaman, Qatar dan Lebanon.Sejumlah warga mengantri di kasir saat membeli bahan makanan yang dibeli oleh warga di sebua supermarket di Doha, Qatar, 5 Juni 2017. Sudah 7 memutus hubungan dengan negara kaya minyak itu, menyusul Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, Mesir, Libya dan Yaman. (Doha News via AP)
Sehubungan dengan ketegangan antara Arab Saudi dengan Qatar, bagaimana mereka berperang dengan Yaman dan menghadapi situasi di Lebanon, Amerika Serikat mendorong agar melakukan tindakan yang terukur dan memikirkan dampaknya.
Baca: Palang Merah Internasional Desak Saudi Hentikan Perang di Yaman
"Kami meminta Arab Saudi mengakhiri blokade terhadap Yaman terutama untuk jalur bantuan kemanusiaan dan kebutuhan komersial di sana," ucap Tillerson.
Pernyataan Tillerson itu disampaikan menyusul keterangan para pejabat Yaman yang menyatakan serangan udara Arab Saudi telah menewaskan sedikitnya 23 penduduk sipil termasuk perempuan dan anak-anak.