TEMPO.CO, Jakarta - Negara-negara yang tergabung dalam Liga Arab telah meminta pertemuan darurat untuk membahas keputusan presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang menyetujui Yerusalem, kota suci 3 agama monoistik, sebagai ibukota Israel.
Yordania dan Palestina meminta pertemuan darurat menteri luar negeri Arab untuk membahas masalah Yerusalem kemarin. Seperti yang dilansir Al Arabiyah pada 7 Desember 2017, pertemuan darurat akan diadakan pada hari Sabtu, 9 Desember 2017 di Kairo, Mesir.
Baca juga:
Baca: Jokowi Anggap Langkah Trump Soal Yerusalem Ancam Stabilitas Dunia
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, meminta Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk melakukan konferensi tingkat tinggi atau KTT di Istanbul pada 13 Desember 2017.
"Dalam menghadapi perkembangan yang membangkitkan kepekaan atas status Yerusalem, Presiden memanggil pertemuan puncak pimpinan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk melakukan aksi bersama," kata juru bicara kepresidenan, Ibrahim Kalin.
Turki saat ini memegang jabatan ketua OKI. Erdogan telah memperingatkan bahwa status Yerusalem adalah garis merah bagi umat Islam dan bahkan bisa mendorong Turki untuk memutuskan hubungan dengan Israel.
Baca: Sekjen PBB Guterres Kritik Keputusan Trump Soal Yerusalem
Pemerintah Yordania juga menyerukan sebuah pertemuan luar biasa menteri luar negeri OKI pada hari Minggu, 10 Desember 2017 untuk mengkoordinasikan posisi Arab dan Islam di Yerusalem.
Presiden Hassan Rouhani dari Iran, yang menentang Israel dan mendukung perjuangan Palestina, juga mengecam Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Langkah Trump disebutnya tidak dapat ditolerir. Dia juga sepakat untuk menghadiri pertemuan puncak khusus OKI di Turki pekan depan.
Di Kota Vatikan, Paus Fransiskus meminta "status quo" Yerusalem untuk dihormati. Dalam sebuah seruan pada akhir audiensi umum mingguannya, Paus Fransiskus meminta semua orang untuk menghormati resolusi PBB tentang Yerusalem.
"Saya membuat permohonan yang tulus sehingga semua berkomitmen untuk menghormati status quo kota, sesuai dengan resolusi PBB," katanya.
Baca: Uni Eropa Tidak Pindahkan Kedutaannya ke Yerusalem
Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah, juga menyatakan bahwa keputusan Trump telah menghancurkan proses perdamaian.
Menteri Luar Negeri Inggris, Boris Johnson, yang telah menyatakan keprihatinannya atas keputusan tersebut mengatakan, sekarang saatnya Amerika Serikat untuk mempresentasikan rencana perdamaian mereka untuk wilayah tersebut.
Seruan kecaman terhadap keputusan Trump atas Yerusalem juga datang dari para pemimpin Arab Saudi, Mesir, Yordania, Uni Eropa, Prancis, Jerman dan Turki.