TEMPO.CO, Moscow - Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengumumkan akan maju kembali sebagai kandidat Presiden pada pemilihan presiden atau pilpres 2018. Jika menang, Putin bakal menjalani periode keempat sebagai Presiden.
"Saya akan maju sebagai kandidat Presiden Federasi Rusia," begitu dilansir Moscow Times mengutip kantor berita Interfax, Rabu, 6 Desember 2017.
Baca: Putin Tertawa Geli terkait Indonesia, Ini Sebabnya
Putin mengatakan ini dalam sebuah acara peringatan ulang tahun ke 85 pabrik mobil Gorky GAZ di daerah Nizhny Novgorod. "Tidak ada tempat yang lebih baik untuk mengumumkan ini selain di sini," kata dia.
Sempat beredar kabar Putin sudah capek dan akan menarik diri dari dunia politik.
Baca: Putin: Wilayah Kristen Bersejarah di Suriah Bersih dari Teroris
Pada sebuah acara pagi di Moscow, Putin sempat mendapat pertanyaan dari seorang presenter acara apakah dia akan maju lagi. Saat itu, Putin dikabarkan menjawab,"Pertanyaan saya kepada Anda adalah jika saya membuat keputusan itu apakah Anda dan orang-orang seperti Anda akan mendukung keputusan ini?"
Jawaban Putin ini membuat riuh para tamu yang hadir. Putin lalu melanjutkan,"Keputusan soal ini akan segera diambil. Dan saat saya membuat keputusan itu saya akan mengingat percakapan ini dan respon Anda semua."
Putin diperkirakan akan menang mudah pada Pilpres 2018. Pengumuman Putin ini dilakukan berdekatan waktunya dengan pengumuman dari International Olympic Committee, yang melarang Rusia untuk ikut serta pada ajang Winter Games di Pyeongchang, Korea Selatan.
IOC menuding Rusia menggelar program doping agar atletnya menang dalam perlombaan. Putin menanggapi ini sebagai upaya dari Amerika Serikat untuk mencampuri proses pilpres di Rusia. "Respon terhadap dugaan kita mengintervensi Pilpres mereka, mereka ingin menimbulkan masalah pada Pilpres di Rusia," kata Putin.
Selain Putin, ada tiga tokoh yang berpeluang maju pada Pilpres Rusia 2018. Ketiganya adalah pemimpin Partai Komunis, Gennady Zyuganov, pemimpin Partai Demokratik Liberal, Vladimir Zhirinovsky, serta jurnalis oposisi Ksenia Sobchak.