TEMPO.CO, Jakarta - Menurut sejumlah sumber sebagaimana diberitakan New Khaleej, gerakan pasukan Cina tampak meningkat menyusul kehadiran militan Islam di kawasan Turkistan Timur untuk membantu kelompok oposisi.
Pekan lalu, dalam sebuah pertemuan dengan penasihat presiden Bouthaina Shaaban, Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi memuji langkah yang diambil rezim Suriah menghadapi kelompok Gerakan Islam Turkistan Timur.
Baca: Menggeliatnya Kekuatan Militer Cina
Pasukan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) berbaris dalam formasi parade militer untuk memperingati ulang tahun ke 90 berdirinya PLA di Basis pelatihan Zhurihe di Wilayah Otonomi Mongolia, Cina, 30 Juli 2017. AP
Rezim Suriah, menurut laporan Middle East Monitor, juga mengklaim bahwa sekitar 5.000 warga Uigur, etnis minoritas muslim yang dituding teroris oleh Cina, telah tiba di Suriah.
"Mereka masuk secara ilegal dari Asia Tenggara dan Turki," tulis Middle East Monitor.Tentara Cina berjalan di tempat terjadinya kerusuhan di Urumqi, Xinjiang (8/7). Korban tewas bentrok antara etnik Uigur dengan Han itu menewaskan sedikitnya 156 orang. Foto: REUTERS/David Gray
Beberapa sumber mengatakan Menteri Pertahanan Cina berniat mengirimkan dua unit pasukan yang dikenal dengan sebutan "Singa Siberia" dan "Singa Malam" yang diambil dari Pasukan Operasi Khusus guna membantu pasukan pemerintah Suriah.
Baca: 300 Warga Cina Dukung ISIS, Bertempur di Suriah
Pengiriman pasukan tersebut bukan pertama kali dilakukan Cina ke Suriah. Pada 2015, Suriah mengizinkan sekitar 5.000 tentara Cina memasuki wilayahnya yang ditempatkan di Latakia Barat.