TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah teroris Daesh mendatangi masjid Sufi R di Sinai Utara, Mesir dan mengingatkan muazin agar menghentikan ritual sufi di masjid itu. Kedatangan teroris itu terjadi sekitar sebulan sebelum serangan ke masjid Rhawda di Sinai Utara yang menewaskan 309 orang tewas dan lebih 100 orang terluka pada Jumat pekan lalu.
"Mereka masuk ke masjid. Mereka tidak dikenal umat," kata Sheikh Mohamed al-Jawish, pemimpin muslim Sufi seperti dikutip dari Daily Sabab, 28 November 2017.
Baca: Serangan Masjid di Mesir Tewaskan 309 Orang
Teroris Daesh itu, kata al-Jawish, memperingatakan muazin Fethy Ismail untuk sholat lima waktu setiap hari dan melarang ritual Sufi dan tidak merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad atau Maulid.
"Jangan merayakan Maulid. Jangan mengadakan doa melingkar Sufi," ujar teroris Daesh kepada Ismail.
Ismail kemudian tewas dalam serangan teroris ke masjid Rhwada pada Jumat pekan lalu. Ini teror paling mematikan sepanjang sejarah Mesir.
Baca: Serangan Mematikan di Mesir, Ini Kesaksian Imam Masjid
Tidak satupun dari mereka yang mengira Daesh akan kembali datang dan melakukan serangan yang mengejutkan bahkan oleh kelompok milisi lainnya.
"Tak satupun memperkiraka itu. Mereka mengira hal itu berakhir dengan peringatan untuk tidak melakukan berdoa melingkar Sufi," ujar al-Jawish.
Baca: ISIS Menembaki Jamaah dari 12 Jendela Masjid Rhawda di Mesir
Menurut al-Jawish, para pengikut Sufi sudah menghentikan kegiatan ritual keagamaannya di El-Arish, ibukota Sinai Utara gara-gara ancaman teroris Daesh.
Namun, belum ada pernyataan bertanggung jawab dari ISIS atau Daesh terhadap serangan di masjid Sufi, Rhwada di Sinai Utara, 25 November 2017. Pemerintah Mesir juga belum menyatakan secara resmi teroris keji yang meyerang masjid itu.