TEMPO.CO, Jakarta - Imam Masjid Al Rawdah, Mohammed Abdel Fattah, di Sinai, Mesir, mengatakan ingin melanjutkan khotbah Jumat pada pekan depan meski dia terluka akibat serangan teror kelompok terafiliasi ISIS.
Mohammed merupakan salah satu korban selamat dari sekitar 500 orang jamaah, yang menghadiri prosesi salat Jumat di masjid itu. 305 orang jamaah meninggal ditembak dan dilempari granat oleh sekitar 30 orang bersenjata. Para penyerbu sebagian mengenakan topeng penutup wajah. Menurut pemerintah, 27 anak-anak menjadi korban dalam peristiwa ini dengan 128 orang lainnya luka-luka.
Baca Juga:
Baca: Serangan Masjid, Inggris Siap Bantu Mesir
"Saya hanya bisa menyampaikan khotbah selama dua menit saat saya mendengar dua ledakan di luar masjid dan kemudian melihat para jemaah berlari ketakutan," katanya, seperti yang dilansir Times of Israel pada 27 November 2017.
Baca: Mohammed bin Salman Mengutuk Serangan di Mesir
Abdel Fattah menderita luka memar, tapi kesehatannya tampak telah membaik. Dia berharap bisa kembali ke Masjid Al Rawdah pada Jumat pekan depan untuk melanjutkan khotbah yang terhenti oleh kebrutalan para penyerang itu.
"Jika kesehatan saya membaik, saya akan kembali minggu depan ke Masjid Al Rawdah dan menyelesaikan khotbah saya," katanya. Dia ditemani sejumlah anggota keluarganya di rumah sakit. Ayahnya merupakan seorang syekh dari Al Azhar, Kairo.
Sebuah bingkai yang memuat ayat-ayat Alquran digantung di atas tempat tidur rumah sakit tempat dia dirawat. Imam mengatakan ini adalah hadiah dari delegasi delegasi Kristen Koptik Mesir sehari setelah terjadi serangan teror.
Abdel Fatah, yang telah menjadi imam selama dua tahun di Masjid Rawdah, mengatakan khotbah yang disampaikan saat tragedi itu terjadi adalah tentang 'Nabi Muhammad'.
Saat serangan terjadi, Abdel Fatah mengatakan dia terjatuh dari mimbar dan terinjak jemaah lain yang mencoba melarikan diri dari tembakan membabi buta kelompok ISIS itu.
Ketika dia terjatuh dan tergeletak di lantai masjid, beberapa orang terkena tembakan teroris dan terjatuh lalu menumpuk di atasnya, menjepitnya dan membuatnya tidak bisa mengangkat kepala untuk melihat apa yang sedang terjadi.
"Begitu penembakan dimulai aku jatuh. Saya tidak melihat atau merasakan apapun kecuali dua atau tiga tubuh berdarah yang jatuh di atas saya," kata dia.
Di antara korban pertama adalah Fathy Ismail, 62 tahun, yang merupakan muadzin masjid yang bertugas memanggil umat beriman untuk salat.
Pihak berwenang Mesir mengatakan sekitar 30 teroris mengenakan pakaian kamuflase sambil mengibarkan bendera hitam kelompok ISIS dan mengepung masjid. Mereka menembaki jamaah yang sedang mendengarkan khotbah salat Jumat.
TIMES OF ISRAEL