TEMPO.CO, Sinai - Ebid Salem Mansour, 38 tahun, sedang menghadiri salat Jumat di Masjid Rawdah di daerah Bir al-Abed, Sinai Utara, Mesir, ketika sekelompok orang yang membawa bendera ISIS menembaki para jamaah di dalam masjid pada Jumat, 24 Nopember 2017.
“Kami tahu masjid diserang,” kata Ebid Salem mengingat kembali peristiwa penyerang bersenjata yang menggunakan senapan, dan granat seperti dilansir media CBS, Sabtu, 25 Nopember 2017.
Baca: Sejumlah Teroris Tewas Diserang Jet Tempur Mesir
“Pada awalnya, penembakan dilakukan secara sporadis dan terlihat histeris lalu mulai terarah. Siapapun yang mereka lihat belum mati atau masih bernapas langsung ditembak mati.”
Ebid Salem menderita dua luka tembakan pada kakinya. Dia merupakan pekerja di sebuah pabrik garam setempat. Sebelum tinggal di daerah Bir al-Abd tiga tahun lalu, dia tinggal di kawasan Sinai Utara. Namun konflik bersenjata yang kerap terjadi di sana membuatnya berpindah domisili ke kawasan Bir Al-Abd ini.
Baca: Korban Teror di Masjid Mesir Pendukung Presiden Sisi Basmi ISIS
Kelompok militan yang membawa bendera ISIS ini menembaki jamaah sambil berteriak Allahu Akbar (Tuhan Maha Besar). Para jamaah termasuk anak-anak terlihat panik dan berusaha menyelamatkan diri. Menurut media New York Times, 27 anak-anak meninggal tertembak di dalam masjid.
“Saya tahu saya terluka tapi saya berada dalam situasi yang jauh lebih menakutkan dibandingkan luka ini. Saya hanya beberapa detik sebelum tertembak mati,” kata Ebid Salem.
Meskipun penembakan terus berlangsung, menurut Ebid, sebagian jamaah menyelesaikan prosesi salatnya.
Seorang saksi mata lainnya mengatakan para jamaah berusaha menyelamatkan diri menuju ruang wudhu. “Ada pintu kecil menuju koridor ke ruang wudhu yang menjadi jalan untuk melarikan diri bagi sebagian jamaah,” kata seorang saksi mata, 38 tahun, yang bekerja sebagai pegawai pemerintah. “Terjadi desak-desakan, saya terjatuh dan sejumlah orang juga terjatuh menimpa saya.”
Serangan pada Jumat itu mentargetkan masjid yang sering dikunjungi jamaah Sufi, Mesir, yang merupakan cabang mistis dalam komunitas Muslim. Beberapa kelompok Islam termasuk afiliasi kelompok ISIS lokal, menilai kelompok Sufi sebagai menyimpang karena pemahaman agamanya yang lebih luwes.