TEMPO.CO, Jakarta - Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman menyebut pemimpin Iran adalah Hitler baru Timur Tengah.
Hal itu disampaikan Mohammed bin Salman dalam sebuah wawancara dengan New York Times, Kamis, 23 November 2017.
Baca: Arab Saudi Tuding Iran Tembakkan Misil dari Yaman
Ayatollah Ali Khamenei. AP
Mohammed bin Salman, yang juga Menteri Pertahanan Arab Saudi, mengatakan, ekspansi Republik Islam Iran di bawah Ayatullah Ali Khamenei menginginkan konfrontasi.
"Kami tidak ingin ada Hitler baru di Iran mengulangi apa yang pernah berlangsung di Eropa terjadi di Timur Tengah," tulis koran ini mengutip pernyataan bin Salman.
Bin Salman menuturkan, dia memuji Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebagai orang yang tepat di saat yang tepat ketika Arab Saudi menentang Iran.Putra Mahkota Mohammed bin Salman, meskipun baru berusia 32 tahun, memiliki peran dominan untuk urusan militer Saudi, kebijakan luar negeri, serta kebijakan ekonomi dan sosial. AFP/SAUDI ROYAL PALACE/BANDOUR AL-JALOUD
Pada kesempatan wawancara dengan media Amerika tersebut, Putra Mahkota Mohammed bin Salman membela keputusannya yang dikritik sejumlah pihak. Dia telah menahan sedikitnya 40 pangeran dan lebih dari 200 pengusaha dan bekas pejabat karena tuduhan korupsi.
Baca: Liga Arab: Iran Ancaman Bagi Arab Saudi dan Negara Teluk
Middle East Eye melaporkan, para tahanan yang ditangkap oleh otoritas Arab Saudi pada awal November 2017 itu dipukuli dan disiksa setelah mereka ditahan termasuk Miteb bin Abdullah, putra almarhum Raja Abdullah.