TEMPO.CO, Jakarta -Prajurit militer Korea Utara yang menyeberang ke wilayah Korea Selatan ditembaki lebih dari 40 peluru dari jenis senjata pistol dan AK-47 oleh rekannya dari tentara Korea Utara. Prajurit berpangkat rendah ini dikabarkan masih berada dalam perawatan unit perawatan intensif rumah sakit untuk menyelamatkan nyawanya, seperti dikutip dari CNN, 22 November 2017.
Baca: Tentara Korea Utara Ditembaki Saat Membelot ke Korea Selatan
Rekaman video itu menunjukkan 5 personil miltier Korea Utara menembaki prajurit yang membelot itu sejak ia turun dari mobil militer dan menyeberang zona demiliterisasi, DMZ, dan berlari ke arah Freedom House di wilayah Korea Selatan.
Prajurit itu meninggalkan pos jaganya di depan Panmungak, dekat DMZ.
Lokasi penembakan prajurit Korea Utara ini kurang dari sebulan lalu dikunjungi Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, James Mattis.
Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, tembakan diarahkan ke bagian siku dan bahu prajurit Korea Utara itu. Prajurit itu sama sekali tidak membalas tembakan dari sesama rekannya.
Baca: Korea Utara Eksekusi 4 Pembelot
Komisi Gencatan Senjata Militer memberitahu Angkatan Bersenjata Korea Utara bahwa investigasi atas kasus penembakan ini sedang berlangsung.
"Orang itu sedang dalam perawatan medis dan investigasi atas peristiwa ini sedang dilakukan," ujar komisi ini seperti dikutip dari CN.
Sudah 5 personil militer Korea Utara yang membelot hingga tahun 2017. Satu orang di tahun 2015, satu di tahun 2015, dan dua orang tahun 2012, dan satu orang tahun ini.
Peristiwa penembakan prajurit Korea Utara saat membelot ke Korea Utara dianggap mengejutkan oleh profesor di Departemen Ilmu Politik Universitas Nasional Pusan, Robert Kelly. "Ini sangat tidak biasa, saya tak menyangka ada pembelot ditembak. Ini menambah ketegangan," ujar Kelly.