TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Zimbabwe yang dipecat awal bulan ini Emmerson Mnangagwa, telah tiba di Harare untuk dilantik sebagai Presiden sementara menggantikan Robert Mugabe. Dia berjanji memimpin negara ini ke alam demokrasi baru dan terbuka menyusul pengunduran diri Mugabe.
Emmerson Mnangagwa, yang dijadwalkan dilantik pada Jumat, 24 November 2017, tiba di markas partai ZANU-PF, yang berkuasa, pada Rabu malam, 22 November 2017. Dia, yang berjuluk "Si Buaya" disambut sorak sorai ribuan pendukungnya.
Baca: Robert Mugabe Mundur, Presiden Baru Zimbabwe Dilantik Jumat
Mnangagwa tiba pada malam perayaan hari pertama setelah hampir empat dekade orang-orang Zimbabwe mengalami kehidupan yang tertekan oleh orde tangan besi Mugabe.
Baca: Militer Zimbabwe Dukung Massa Tuntut Robert Mugabe Mundur
"Hari ini kita menyaksikan awal dari sebuah demokrasi yang baru dan berkembang," kata Mnangagwa kepada para pendukungnya. "Suara rakyat adalah suara Tuhan."
Mnangagwa dikabarkan meninggalkan Zimbabwe sesaat setelah dipecat oleh Robert Mugabe pada awal bulan ini. Dia dikabarkan kabur ke Afrika Selatan. Pemecatan Mnangagwa memicu krisis politik di Zimbabwe. Kelompok militer mengambil alih pemerintahan dan menahan Mugabe di rumahnya.
Mnangagwa merupakan kandidat Presiden yang didukung kelompok militer. Mugabe mengundurkan diri karena mendapat tekanan militer, partai politik Zanu-PF dan ancaman pemakzulan oleh parlemen.
Dalam sambutannya, Mnangagwa menghindari soal pemilihan yang dijadwalkan tahun depan. Dia harus mencalonkan diri dan memenangkan suara rakyat untuk tetap berkuasa dalam jumlah waktu yang terbatas dan memiliki mandat yang jelas dari masyarakat.
Namun pidatonya tetap menyerupai pembukaan kampanye pemilihan, di mana dia berjanji untuk membawa kemakmuran dan stabilitas ke negara yang kaya sumber daya alam namun miskin itu.
"Saya berjanji untuk menjadi pelayan Anda. Kami ingin menumbuhkan ekonomi. Kami menginginkan perdamaian di negara kita Kami menginginkan pekerjaan, pekerjaan, pekerjaan," tegasnya, seperti yang dilansir CNN pada 22 November 2017.
Mnangagwa dijuluki pendukungnya sebagai Si Buaya karena kelicikan politik dan umur panjangnya dan merupakan salah satu veteran tempur yang berjuang keras untuk merdeka dari pendudukan minoritas kulit putih.
Latar belakang dan pengalamannya hampir sepenuhnya sesuai dengan karir Mugabe. Dia adalah pembantu terdekat Mugabe selama sebagian besar masa karirnya dan memimpin beberapa tindakan paling kejam atas perintah Mugabe.
Mnangagwa adalah kepala mata-mata negara tersebut pada tahun 1980an ketika sebuah kampanye teror dilancarkan oleh Brigade Kelima yang dilatih Korea Utara terhadap lawan-lawan politik dan warga sipil. Ribuan orang terbunuh. Mnangagwa membantah terlibat dan malah menyalahkan tentara.
Dia ditempatkan di tengah kelompok kekuasaan Zimbabwe, dengan dukungan kuat dari elit negara dan militer. Namun tidak jelas apakah dia akan dapat memenangkan hati rakyat dan akan menang dalam pemilihan tahun depan seperti yang pernah dilakukan Mugabe selam 37 tahun.
CNN