TEMPO.CO, California -- Para ahli memantau foto demi foto serta video dari pencitraan satelit untuk mengungkap sebanyak mungkin perkembangan bom nuklir dan rudal balistik Korea Utara.
Salah satu isu yang muncul baru-baru ini adalah negara komunis itu melakukan uji coba rudal balistik berbasis bahan bakar solid. Rudal ini mampu bergerak lebih cepat dibandingkan rudal berbasis bahan bakar cair.
Media resmi Korea Utara, uniknya, tidak memberitakan soal teknologi baru rudal mereka. Ini membuat para ahli di Middlebury Institute of International Studies, yang merupakan salah satu pusat studi nonproliferasi nuklir, bekerja keras.
Baca: Korea Utara Bikin Kapal Selam 3000 Ton dengan Rudal Nuklir
"Mereka akhirnya mengetahui bahwa ilmuwan roket Korea Utara menggunakan blok padat tak bergerak yang juga telah digunakan untuk uji coba di sebuah mesin rudal pada tahun lalu," begitu dilansir Washington Post, Selasa, 21 Nopember 2017.
Baca: Korea Utara Disiplinkan Militer, Ada Apa?
Salah satu ilmuwan yang menyelidiki perkembangan senjata pemusnah massal Korea Utara itu adalah Dave Schmerler, yang dijuluki Yesus Geolokasi oleh Jeffrey Lewis. Schmerler mengelola pusat program Asia Timur dan berhasil menemukan lokasi uji coba rudal balistik Korea Utara.
"Dia membuat model 3 dimensi dari gedung-gedung dari foto di Korea Utara dan menandai lingkungan sekitarnya," begitu dilansir Washington Post. Schmerler lalu mencocokkan lokasi ini dengan laporan di media massa mengenai lokasi yang dikunjungi Kim Jong Un di Korea Utara baru-baru ini.
Menurut informasi itu, Kim baru saja mengunjungi pabrik mesin dekat hamhung di pantai pesisir timur. "Dan dia berhasil menemukan lokasi gedung yang menjadi lokasi uji coba senjata Korea Utara dengan menggunakan peta Google Earth.
Lewis mengatakan dia berharap kemajuan teknologi ini bisa membantu pemerintah membuat kebijakan yang lebih baik dan akurat. "Dulu, jika pemerintah bilang sesuatu, kamu harus percaya begitu saja. Itu sebabnya terjadi Perang Irak," kata Lewis.
Salah satu teknik yang digunakan adalah peneliti menggunakan teknologi inframerah untuk mendeteksi warna suhu pada foto, yang diambil menggunakan satelit pemantauan rutin dari atas langit Korea Utara. Lokasi yang menunjukkan suhu panas yang tinggi di dalam foto menunjukkan lokasi itu menjadi tempat lokasi uji coba rudal balistik ataupun peledakan senjata nuklir.
WASHINGTON POST