TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan start-up di Cina telah menemukan cara untuk mengidentifikasi karakteristik unik dari suara setiap orang dan mencocokkannya dengan database suara yang ada. SpeakIn, yang berbasis di kota Shenzhen, Cina selatan, saat ini mengembangkan prototipenya dan bekerja sama dengan departemen kepolisian negara itu. Database suara berasal dari berbagai tempat termasuk telepon ke IT help desk queries.
"Voiceprint sepenuhnya dipersonalisasi dan merupakan contoh lain dari ID biologis," kata Yi Pengyu, Chief operating officer SpeakIn, seperti yang dilansir South China Morning Post pada 21 November 2017.
Baca: Google Seriusi Teknologi Pengendali Suara
Teknologi ini dapat diterapkan pada sistem keamanan karena dapat mengenali dan melacak penjahat dengan mencari kecocokan dari database suara mereka.
"Perampok bank pasti bisa menyembunyikan wajahnya dengan memakai topeng tapi dia selalu harus berbicara saat meminta uang," ujar Yi.
Yi mengklaim bahwa teknologi yang dikembangkan oleh SpeakIn memiliki tingkat akurasi 98 persen saat mengidentifikasi orang menurut suaranya.
Di dunia komersial di luar pemerintahan dan penegak hukum, Yi melihat pengenalan voiceprint dapat digunakan dalam aplikasi rumah pintar dan oleh bank komersial, terutama untuk otorisasi sistem pembayaran. Untuk mobil yang semakin canggih, perintah suara saat ini bisa digunakan untuk menyalakan mesin, tapi masih memiliki kelemahan.
Baca: Perusahaan Startup di ASEAN Akan Bentuk Komunitas
"Saat ini perangkat pintar seperti voice-activated home bots dapat menerima instruksi dengan mengenali konten suara namun tidak dapat mengetahui siapa pemiliknya. Namun, teknologi pengenalan voiceprint bisa membedakan siapa pembicaranya," kata Yi, yang menambahkan bahwa contoh lain aplikasi rumahan adalah teknologi pengenalan voiceprint yang tertanam di TV yang bisa memilih saluran TV sesuai suara orang yang mengaktifkannya.
SpeakIn, yang didirikan pada tahun 2015, saat ini sedang mendiskusikan kerja sama bisnis potensial dengan merek mobil asing.
Pelanggan perusahaan ini termasuk pembuat komputer Lenovo, raksasa internet Tencent, perusahaan teknologi Taiwan Asus, dan Cina Merchants Bank.
Potensi kuat untuk kecerdasan buatan telah membuat investor berduyun-duyun masuk ke sektor start-up atau perusahaan permulaan di sektor AI, dan SpeakIn tidak terkecuali.
Baca: Bukan Uang, Ternyata Ini yang Jadi Penghambat Bisnis Startup
Namun tidak semua orang setuju bahwa teknologinya akan memiliki daya tarik luas. David Wong, seorang pengusaha berusia 30 tahun yang juga menganggap dirinya sebagai geek teknologi, mengatakan bahwa dia tidak melihat teknologi voiceprint berguna dalam kehidupannya sehari-hari.
Pengenalan Voiceprint adalah bidang lain di bawah payung teknologi canggih yang disebut kecerdasan buatan atau AI yang telah diupayakan China untuk membangun industri senilai ratusan miliar yuan dalam beberapa tahun ke depan.
Cina dengan raksasa teknologinya seperti Tencent dan Baidu telah menuangkan miliaran untuk penelitian dan pengembangan teknologi yang dapat memecahkan angka dan menemukan pola dalam perilaku sehari-hari 1,3 miliar orang. Selain teknologi yang dapat diterapkan untuk merekomendasikan sepasang sepatu berdasarkan jenis kelamin dan usia serta pendapatan demografis untuk mengidentifikasi penjahat dalam sekejap dari rekaman pengawasan CCTV.
Sementara raksasa teknologi Cina lainnya, Qualcomm telah bertaruh pada start-up AI Cina SenseTime dalam upaya membuat perangkat ponsel menjadi lebih cerdas dari yang ada sekarang.
"Cina telah muncul sebagai pesaing global utama dalam menggunakan AI untuk mendorong kemajuan ekonomi. Fokus awal AI di Cina telah condong ke arah visual komputer dan teknologi suara, " demikian laporan dari Goldman Sachs.