TEMPO.CO, Washington -- Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, meminta Hillary Clinton untuk melanjutkan hidupnya. Trump juga mencuit,"Maju lagi tiga tahun lagi!" Cuitan ini dilakukan pada Sabtu, 18 Nopember 2017 waktu setempat.
Media CNBC melansir cuitan Trump itu sepertinya mengajak Clinton untuk maju lagi pada pemilu Presiden AS 2020. Trump dan Clinton merupakan dua kandidat pada pemilu Presiden AS 2016, yang dimenangkan Trump. Dalam wawancara sesudahnya, Clinton mengaku sangat terkejut dengan kekalahannya dan bertanya kepada dirinya sendiri,"Apa yang terjadi?" Dia lalu menulis buku yang baru diluncurkan berjudul "What Happened".
Baca: Trump Puji Indonesia Berhasil Padukan Pertumbuhan dan Pemerataan
Cuitan Trump tadi menanggapi wawancara media Clinton, yang sedang mempromosikan buku terbarunya itu. Dalam wawancara dengan radio WABC, Hillary mengatakan kasus pelecehan seksual senator Al Franken berbeda dengan senator Roy Moore. Ini karena senator asal Minnesota itu meminta maaf dan bersedia untuk menjalani investigasi etika. Kedua senator ini terkena tudingan melakukan pelecehan seksual terhadap sejumlah perempuan AS.
Baca: Trump Dituduh Lakukan Pelecehan Seksual, Ini Kata Gedung Putih
"Saya tidak dengar itu dari Roy Moore atau Donald Trump," kata Hillary. "Lihat kontrasnya antara Al Franken yang menerima tanggung jawab, meminta maaf dengan Roy Moore dan Donald Trump, yang tidak melakukannya."
Selama ini, Trump selalu membantah semua tudingan yang dibuat sejumlah perempuan, yang mengaku sebagai korban pelecehan seksual Trump, kepada media New York Times sebelum pemilihan Presiden 2016. Saat itu juga beredar rekaman video "Access Hollywood 2005".
Dalam debat Presiden kedua, Trump mengakui pernah berkoar soal mencium dan meraba sejumlah perempuan seperti terekam dalam video itu. Tapi, dia mengaku tidak pernah melakukannya.
Hillary juga mengatakan Trump sudah mempermalukan jabatan Presiden. "Saya tidak menyangka dia akan menjadi begitu buruk seperti saat ini."
Hillary, yang sedang mempromosikan buku barunya yang berjudul 'What Happened', juga menyerang rencana Reformasi Pajak Partai Republik, yang digagas Trump.
"Itu kebijakan buruk yang kejam terhadap warga kelas pekerja AS," kata Hillary. Dia memprediksi sejumlah anggota kongres Partai Republik yang mendukung rencana itu akan kehilangan kursi jabatannya pada pemilu 2008. Trump kerap berkampanye untuk kandidat dari Partai Republik.
CNBC