TEMPO.CO, Doha - Patrick Awuah, pendiri Ashesi University College di Ghana, memenangi medali emas penghargaan pendidikan WISE Prize for Education dalam World Innovation Summit for Education (WSIE) di Qatar National Convention Centre, Doha, Qatar, Rabu, 15 November 2017. "Penghargaan ini akan menarik lebih banyak perhatian terhadap univsersitas kami sehingga kami bisa lebih berkembang lagi," kata Patrick sesuai menerima penghargaan itu.
Selain penghargaan, Patrick juga menerima hadiah senilai US$ 500 ribu atau Rp 6,7 miliar lebih. WISE didirikan oleh Qatar Foundation pada 2009 oleh Sheikha Mozah binti Nasser, istri Sheikh Hamad bin Khalifa Al Thani, bekas Emir Qatar.
Patrick lahir di Ghana pada 1965 dan pindah ke Amerika Serikat pada 1985 untuk masuk Swarthmore College dan mengambil jurusan teknik dan ekonomi. Dia sempat bekerja sebagai programmer di Microsoft. Tapi, dia terdorong untuk pulang dan mendidik generasi pemimpin baru Ghana. Untuk itu dia kuliah di Haas School of Business di University of California, Berkeley, untuk menyiapkan pembukaan universitas di kampung halamannya.
Pada 199 dia kembali ke Ghana dan mendirikan Asehi University College. Kampus ini menerapkan kurikulum liberal yang dirancang sejumlah profesor Amerika dengan mengambil model Swarthmore. Unversitas ini juga menggunakan kode kehormatan Swarthmore: mahasiswa menyelesaikan ujian buku tertutup sebagai pekerjaan rumah—kampus pertama di Afrika yang menerapkan metode ini. Cara ini, kata Patrick, mengajarkan kejujuran pada mahasiswa.
Ashesi, yang artinya “awal”, menjadi universitas pertama di negeri itu yang menggabungkan metode pendidikan liberal (Liberal Arts) dengan mayor di bidang ilmu komputer, sistem majemen infromasi, adminsitrasi bisnis, dan teknik. “Saya mendirikan universitas baru di Ghana bukan karena tiadanya universitas tetapi karena tidak adanya universitas yang mengajar keterampilan abad ke-21. Terlalu banyak yang kampus yang menekankan pada hapalan dan pengulangan tapi sedikit yang mengajarkan cara berpikir kritis dan independen, etika atau kerja sama,” kata Parick. “Saya membuka universitas yang menawarkan kepada anak muda Ghana dan Afrika kesempatan untuk berkembang dan menjadi pemecah masalah—generasi masa depan Afrika.”
Pada 2001, Ashesi dibuka di sebuah rumah kontrakan dengan kelas pertama yang berisi 30 mahasiswa. Kini kampus itu menempati lahan seluas 40 hektare dengan 900 mahasiswa. Separuh mahasiswanya mendapat beasiswa penuh atau sebagiam. Setengahnya adalah perempuan. Mahasiswanya juga berasal dari 20 negara. “Dengan menempatkan kepemimpinan pada inti komitmennya, Patrick Awuah menjadi model bagi kita semua sebagai orang yang berdedikasi untuk memberdayakan masyarakat melalui pendidikan,” kata Stavros N. Yiannouka, CEO WISE.