TEMPO.CO, Jakarta - Dominasi Hizbullah di Lebanon dengan dukungan Iran menjadi penyebab kisruh politik di negaranya. Semua itu melatarbelakangi dirinya mundur sebagai Perdana Menteri.
Hal itu disampaikan bekas Perdana Menteri Lebanon, Saad Hariri, dalam sebuah wawancara emosional dengan televisi di Arab Saudi, Ahad malam, 12 November 2017, waktu setempat.
Baca: Arab Saudi: Lebanon Deklarasikan Perang
Sejumlah pasukan Israel berusaha mengevakuasi rekan mereka yang terluka, saat pertempuran di Bint Jbeil. Pada 27 Juli 2006 pasukan khusus Israel harus rela bertekuk lutut di hadapan pejuang Hizbullah, usai dipukul mundur dalam pertempuran Bint Jbeil. Pasukan dari unit intai Sayeret Matkal, kewalahan menghadapi pola pertempuran hit and run, pasukan tersebut dalam misi pengintaian untuk membebaskan prajurit yang ditawan Hizbullah. Sekitar 17 orang tentara Israel tewas dan puluhan lainnya terluka dalam pertempuran tersebut. Getty Images
"Saya tidak menentang Hizbullah sebagai sebuah partai politik, tetapi tidak boleh menjadi penyebab kehancuran Lebanon," ucap Hariri.
Dia juga mengatakan akan kembali ke Lebanon sesegera mungkin dan akan mencabut pernyataan pengunduran dirinya jika Hizbullah menghormati kebijakan Lebanon guna menghindari konflik regional.
Hariri mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri Lebanon di Riyadh, Arab Saudi, pada Sabtu 4 November 2017. Menurutnya, pengaruh Iran sangat kuat di Lebanon.
"Pengunduran diri ini demi menyelamatkan jiwa saya," ucapnya di depan layar televisi.
Dalam wawancara dengan Future TV, dia mengatakan bahwa keputusan pengunduran diri itu dibuat sendiri.
Hizbullah, organisasi yang mendapatkan sokongan dari Iran, menuding Hariri mundur lantaran tekanan dari Arab Saudi. Organisasi pimpinan Hasan Nasrallah itu dan Presiden Lebanon Michel Aoun meminta Hariri segera kembali ke Lebanon. Dia, saat ini, diduga menjadi tahanan rumah Arab Saudi.Warga Lebanon dari pendukung Hizbullah berusaha memadamkan api pada sebuha mobil yang terbakar di Beirut, Lebanon, (15/8). Kawasan pendukung Hizbullah dikejutkan dengan adanya bom mobil yang menewaskan sekitar 18 orang. REUTERS/Hasan Shaaban
Hariri di depan televisi mengatakan bahwa kehadirannya di Arab Saudi seperti seorang anak menghadap bapaknya.
"Raja Salman memperlakukan saya seperti putranya sendiri," kata Hariri. Dia melanjutkan, "Saya menaruh hormat kepada Putra Mahkota Mohammed bin Salman."
Pada kesempatan wawancara dengan televisi itu, Hariri meminta Iran menghentikan campur tangannya terhadap urusan negara Arab dan menolak diseret Iran ke dalam poros melawan negara Arab.
Baca: Lebanon Minta Arab Saudi Klarifikasi Penahanan Hariri
Hariri mengakui popularitasnya anjlok ketika dia sepakat pemerintahannya dibangun bersama Hizbullah dengan menempatkan beberapa menterinya.
ARAB NEWS