TEMPO.CO, Beijing -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Rex Tillerson, mengatakan sanksi dunia internasional terhadap Korea Utara mulai menunjukkan dampaknya terhadap perekonomian negara itu.
"Sanksi itu menimbulkan tekanan di dalam ekonomi Korea Utara," kata Tillerson kepada media sambil merujuk temuan intelejen AS dan Cina. Tillerson mengatakan ini saat mendampingi Presiden Donald Trump melakukan kunjungan tiga hari di Cina, yang dimulai pada Rabu, 8 Nopember 2017.
Baca: Abaikan Ucapan Trump, Korea Utara Awasi Tiga Kapal Induk AS
Tillerson melanjutkan,"Ada tanda-tanda yang jelas dan pihak Cina telah membagi beberapa tanda itu kepadda kami berdasarkan apa yang mereka ketahui. Kami juga melihat sejumlah tanda tertentu dari intel kami dan sumber lain yang kami punya."
Baca: 3 Kapal Induk AS latihan Tempur di Semenanjung Korea Mulai Sabtu
Ini merupakan pertama kalinya pejabat tinggi AS mengindikasikan bahwa sanksi Dewan Keamanan PBB ini mulai berdampak pada perekonomia Korea Utara.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Rex Tillerson. REUTERS
Cina, yang merupakan sekutu dekat Korea Utara, ikut mendukung sanksi PBB ini, yang diluncurkan pada September lalu. Namun, Trump ingin Cina meningkatkan sanksi ini.
Tillerson, yang ikut mendampingi Trump dalam pertemuan puncak bilateral dengan Cina di Beijing hari ini, mengatakan kedua negara bersepakat mengenai sanksi kepada Korea Utara.
"Tidak ada perbedaan mengenai tujuan kami," kata Tillerson. Namun dia mengakui ada perbedaan mengenai cara mencapai tujuan bersama ini. "Ini yang membutuhkan waktu lama untuk membahasnya."
Presiden Donald Trump bersalaman dengan Presiden Cina Xi Jinping, saat upacara penyambutan di Beijing, Cina, 9 November 2017. REUTERS/Thomas Peter
Menurut Trump, seperti diceritakan Tillerson, Cina merupakan tetangga Korea Utara yang sangat kuat. Sehingga, Cina bisa menyelesaikan isu mengenai senjata nuklir Korea Utara menggunakan posisinya itu.
Menurut Tillerson,"Trump dan Xi melakukan pembicaraan yang sangat detil mengenai Korea Utara."
Kedua Presiden, menurut Tillerson, juga melakukan pembicaraan yang terbuka dan produktif mengenai hak asasi manusia dan sengketa Laut Cina Selatan.
Baca juga: Uji Coba Misil Balistik Korea Utara Bisa Memicu Perang Dunia III
Tillerson mengatakan AS berpendapat bahwa Cina dan negara-negara yang mengklaim wilayah di Laut Cina Selatan harus menghentikan proses pembangunan dan militerisasi di pulau-pulau bersengketa.
Selain membahas Korea Utara, Trump dan Xi juga membahas mengenai mekanisme untuk mencegah terjadinya kesalahpahaman, salah kalkulasi dan bentrokan.
CNN