TEMPO.CO, Jakarta - Ibadah minggu di Gereja First Baptist di Sutherland Spring, Texas, Amerika Serikat berubah jadi ratapan tangis dan genangan darah, Minggu pagi, 5 November 2017. Seorang pria dengan senjatanya memuntahkan peluru tajam hingga menewaskan sedikitnya 26 orang dan melukai sejumlah orang.
Pria yang kemudian tewas itu mendadak menembaki gereja dari arah luar dan kemudian memasuki bagian dalam gereja dan menembaki umat yang sedang beribadah.
Baca: Teror di Las Vegas, Begini Kesaksian Tamu
Menurut Direktur di Keselamatan Publik Texas, Freeman Martin, 23 korban ditemukan tewas di dalam gereja, dua ditemukan tewas di luar gereja, dan satu tewas di rumah sakit.
Kami membawa 20 orang ke rumah sakit di San Antonio dengan luka ringan hingga berat. Usia mereka antara 5 tahun hingga 72 tahun," kata Martin tentang korban yang terluka seperti dikutip dari CNN.
Usai menembaki para jemaat yang sedang beribadah, pelaku melarikan diri dengan mobilnya.
Baca: 2 Benda Ini Ungkap Pelaku Teror Las Vegas Tidak Sendirian
Polisi menemukan pelaku seorang pria kulit putih berusia 20 tahun tewas di dalam mobilnya di dekat kota Guadalupe.
Reuters melaporkan, pelaku ditembak oleh penduduk setempat saat ia berusaha melarikan diri.
Kasus teror yang menewaskan 26 orang ini disebut sebagai terbesar dalam sejarah penembakan yang pernah terjadi di Texas.
Polisi belum memastikan motif dari penembakan di Gereja First Baptist di Texas yang terjadi saat Presiden Donald Trump sedang berkunjung ke Jepang dan 4 negara Asia lainnya.