TEMPO.CO, Las Vegas - Investigasi polisi Amerika Serikat menunjukkan pelaku penembakan massal Las Vegas, Stephen Paddock, 64, mengalami depresi karena kehilangan uang dalam jumlah besar. Faktor ini diyakini bisa menjadi faktor penentu yang melatarbelakanginya melakukan penembakan massal paling mengerikan dalam sejarah Amerika Serikat.
Baca: Stephen Paddock, Pelaku Penembakan Massal yang Cerai Dua Kali
Paddock merupakan seorang pejudi kelas atas dan juga investor properti. Dia diketahui kehilangan uang dalam jumlah besar sejak September 2015.
"Ini berujung pada depresi," kata Joe Lombardo, Sheriff Clark County, yang ikut dalam investigasi penembakan massal yang menewaskan 58 orang di Las Vegas itu. Lombardo memberikan wawancara kepada stasiu televisi Las Vegas, KLAS-TV soal kemungkinan motif Paddock.
Baca: Di Toko Ini Paddock Beli Senjata untuk Penembakan Las Vegas
Di dalam kamar penembak Stephen Paddock di hotel Mandalay Bay. News.com.au
Ini merupakan pertama kalinya polisi memberikan indikasi dari sejumlah petunjuk yang bisa menjelaskan motif Paddock melakukan pembunuhan massal.
"Dia punya kepribadian narsistik.. Dia sepertinya mengalami masa-masa depresi," kata Lombardo.
Menurut Lombardo, Paddock adalah orang yang sibuk mencari status. Dia berkeinginan agar orang-orang di sekitarnya termasuk di kasino melihatnya dengan status tertentu. Dia ingin diakui oleh teman-temannya dan keluarganya.
"Jadi tampaknya status ini mulai menurun selama beberapa waktu, dan ini bisa berdampak pada dirinya dan membuatnya melakukan apa yang dia lakukan itu," kata Lombardo.
Penyelidik bekerja di kamar yang disewa Stephen Paddock untuk melakukan penembakan di Mandalay Bay Resort and Casino di Las Vegas. AP
Hingga kini proses investigasi masih terus berlangsung mengenai apa yang mendorong Paddock melakukan pembantaian massal. Dia menembaki kerumunan orang yang sedang menonton konser musik country. 58 orang meninggal tertembak dan 500 orang terluka akibat perbuatannya itu.
Menurut Lombardo, polisi Las Vegas dan Biro Investigasi Federal FBI telah mengecek laatara belakang sosial, politik dan kemungkinan radikalisasi. Menurut temuan polisi, Paddock merencanakan penembaka massal ini secara teliti dan sengaja berupa menyembunyikan perbuatannya.
Paddock menyewa kamar di lantai atas di hotel agar bisa melihat langsung ke arah jalan Route 91 Harvest Festival. Dia membawa 23 senjata api, dan belasan senjata ini telah dimodifikasi menjadi otomatis.
Polisi belum menemukan ada indikasi Paddock mendapat bantuan saat melakukan tindakannya itu. Namun, polisi masih mengumpulka informasi dari pacarnya, yang sedang pulang ke Filipina pada saat kejadian.
Marilou Danley, seorang warga Filipina, masih ditanyai polisi hingga pekan ini. Lombardo mengatakan polisi menanyainya soal pembelian senjata api oleh Paddock.
Namun, Danley mengatakan dia sama sekali tidak tahu soal ini dan tidak melihat indikasi Paddock akan melakukan aksi gila itu. Soal ini, Lombardo mengatakan,"Penjelasannya sulit dipercaya."
Sheriff Lombardo sempat menyebut saudara lelaki paling muda Paddock, yaitu Eric Paddock sebagai seorang maniak tanpa menjelaskan lebih lanjut. Eric menyebut Stephen Paddock sebagai multijutawan.
Sedangkan adik penembakan massal Las Vegas Stephen lainnya yaitu Bruce Paddock telah ditangkap di Los Angeles pada 25 Oktober 2017 karena kasus kepemilikan foto-foto pornografi anak.
NEWS