TEMPO.CO, Jakarta - Iran, Sabtu, 4 November 2017, mengatakan, pengunduran diri Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri adalah sebuah skenario baru untuk menciptakan ketegangan di Lebanon dan kawasan Timur Tengah.
"Hariri tiba-tiba mengundurkan diri dan diumumkan di negara lain, ini patut disesalkan dan mengejutkan. Ini menunjukkan Hariri sedang bermain di lapangan yang disiapkan oleh mereka yang menginginkan ketegangan di wilayah ini. Pemenang dari permainan ini adalah negara-negara Arab dan Zionis Israel," kata Bahram Qasswmi, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran dalam sebuah pernyataan, Sabtu.
Baca: Israel Siap Perang Jika Trump Gagal Hentikan Senjata Nuklir Iran
Pemimpin Hisbullah Sheik Hassan Nasrallah memberikan pidato melalui layar kaca. AP/Bilal Hussein
Dia mengatakan, ketika ISIS masih hidup dan kelompok teroris lainnya bercokol di negara-negara kawasan hingga akhirnya mereka ditumpas, seharusnya ada upaya membuat situasi tenang dan memperbaiki kerusakan akibat serangan teroris yang disponsori Amerika Serikat dan sekutunya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri ini menolak pernyataan Hariri yang menuding Iran memiliki peran di Lebanon.
Perdana Menteri Lebanon, Saad Hariri, mengundurkan diri, Sabtu, 4 November 2017. Dia menuding Iran dan gerakan bersenjata Hizbullah membuat negaranya kacau dan menjadi sumber kerusuhan di dunia Arab.
Dalam pidatonya di televisi selama kunjungannya ke Arab Saudi, Hariri mengungkapkan dia merasa takut ada upaya pembunuhan atas dirinya seperti terjadi pada ayahnya. Almarhum ayahnya yang juga pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Lebanon tewas dibunuh pada 2005.
Baca: PM Lebanon Mundur, Tuding Iran Bikin Rusuh Dunia Arab
Sejumlah politikus dan pengamat di Lebanon menaruh pernatian terhadap pengunduran diri Hariri. Menurut mereka langkah tersebut dapat memicu persaingan keras di Lebanon antara kelompok Sunni dukungan Arab Saudi dan Syiah yang disokong Iran.
TASNIM NEWS | RADIO FREE EUROPE