TEMPO.CO, Jakarta- Pejabat Gedung Putih dan beberapa pemimpin Asia khawatir Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, akan melakukan aksi-aksi provokasi selama kunjungan Presiden Amerika, Donald J. Trump ke Asia. Mereka khawatir Korea Utara akan melakukan uji coba rudal balistik, bahkan nuklir, selama kunjungan Trump ke Jepang dan Korea Selatan.
Baca: Di Hawaii, Trump Diberi Arahan Rahasia oleh Komandan Pasifik
Jika provokasi terjadi, mereka memprediksi Trump akan menanggapinya dengan meningkatkan ketegangan antara kedua negara, berdasarkan respons Trump yang berapi-api atas serangkaian uji coba roket oleh Kim yang ia anggap sebagai provokasi.
"Tantangan terbesar adalah manajemen krisis," kata Direktur Senior Program Keamanan Asia Pasifik, Patrick Cronin, dilansir dari www.politicio.com, Sabtu, 4 November 2017. "Kita harus siap menghadapi kejadian yang tidak diduga," tambah dia.
Tim intelijen dari Korea Selatan mendeteksi adanya aktivitas di fasilitas rudal Korea Utara. Hal ini menandakan dalam waktu dekat Korea Utara akan kembali melakukan uji coba peluncuran roket. Ini disinyalir merupakan rencana Kim untuk menunjukkan keberadaannya di tengah pertemuan antara Trump dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.
Korea Utara belum melakukan uji coba peluncuran roket sejak pertengahan September. Hal ini, menurut para pakar, adalah sebuah jeda musiman yang juga terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Beberapa pejabat Asia khawatir akan ancaman yang terjadi meski Kim melakukan uji coba peluncuran roket maupun tidak. Mereka menganggap Trump bisa memperparah kondisi diplomasi dengan Korea Utara yang akan berujung pada terjadinya perang di lingkungan mereka.
Baca: Trump Akan Tegaskan Hal Ini Kepada 5 Pemimpin Negara Asia
Terakhir kali Trump bertemu dengan Abe Februari lalu, Kim menembakkan roket yang melintas di atas Jepang. Hal ini terjadi saat Trump dan Abe sedang makan malam di resor Mar-a-Lago di Florida.
POLITICIO | ADAM PRIREZA