TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara menuding Jepang putus asa dengan membuat fitnah melalui pemberitaan TV Asahi mengenai terowongan nuklir roboh dan menelan korban 200 orang tewas.
Menurut kantor berita Korea Utara, KCNA, laporan mengenai terowongan nuklir roboh adala salah. Tanpa memberikan penjelasan rinci apa yang terjadi sebenarnya.
Ekpresi Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un setibanya dalam perayaan bersama ilmuwan nuklir dan insinyur yang berkontribusi dalam uji bom hidrogen, di Pyongyang, 9 September 2017. Perayaan ini digelar secara besar-besaran untuk memberikan selamat kepada ilmuwan nuklir dan teknisi atas keberhasilan tes nuklir terbaru. KCNA via REUTERS
Baca: Terowongan Nuklir Korea Utara Ambruk, 200 Pekerja Tewas
Jepang dan Amerika Serikat dinilai telah putus asa lalu membuat finah secara moral dan politik ke Korea Utara.
Amerika dan Jepang dituding melakukan ancaman militer dan sanksi barbar karena kesulitan untuk mengecek perkembangan nuklir Korea Utara.
Korea Utara, yang telah berkembang pesat dalam senjata nukirnya dan mampu memiliki bom hidrogen atas usaha dan teknologi sendiri, membuktikan kepada dunia tentang kemerdekaan dan keadilan namun, dihantam oleh musuh-musuhnya.
Baca: Gunung Tempat Uji Coba Nuklir Korea Utara Terancam Runtuh
Jepang, menurut KCNA, sengaja mengangkap isu terowongan nuklir Korea Utara rubuh sebagai upaya mengalihkan isu dalam negerinya yang tidak becus dengan berdalih masalah Jepang disebabkan oleh ancaman nuklir Korea utara.
KCNA mengungkap kecelakaan heli milik angkatan bersenjata Amerika Serikat di Okinawa pertengahan Oktober lalu yang menimbulkan kritikan tajam dari warga Jepang.
Akibat pemberitaan TV Asahi, Korea Utara mengancam media Jepang itu akan mendapatkan balasannya.