TEMPO.CO, Madrid -- Carles Puigdemont, Presiden Catalonia yang diberhentikan pemerintah Spanyol, belum berencana untuk kembali ke negaranya dari posisinya saat ini di Belgia.
Pengacara Puigdemont, Paul Bekaert, mengatakan kliennya belum menjelaskan secara detil rencananya pasca munculnya perintah pengadilan Spanyol.
Baca: Baru Finlandia dan Yunani Akui Kemerdekaan Catalonia
"Dari situasi saat ini, saya tidak melihat dia bakal kembali ke Spanyol dalam beberapa pekan ke depan," kata Bekaert dalam wawancara dengan televisi publik Belgia, VTM, pada Selasa malam waktu setempat seperti dilansir Reuters Rabu, 1 Nopember 2017.
Baca: 3 Alasan Utama Catalonia Merdeka dari Spanyol
Mereka akan dimintai penjelasannya terkait dakwaan jaksa bahwa mereka melakukan pemberontakan, penghasutan, dan melanggar sumpah jabatan. Hakim lalu akan memutuskan apakah mereka harus ditahan di penjara sambil menunggu investigasi, yang bisa memakan waktu hingga beberapa tahun, dan dilanjutkan dengan persidangan kasusnya.
Orang-orang melambaikan bendera estelada di Barcelona, Spanyol, 27 Oktober 2017. Parlemen daerah Catalonia mengeluarkan sebuah mosi untuk mendirikan sebuah Republik Catalan yang independen. AP
Pada Jumat pekan lalu, pemerintah Spanyol memutuskan untuk memberhentikan semua pejabat pemerintahan Catalan. Ini karena parlemen memutuskan untuk menggelar voting dan hasilnya adalah 70 dari 135 wakil rakyat meminta untuk merdeka. Proses voting ini diboikot oleh kelompok oposisi dan pengadilan Spanyol menganggapnya ilegal.
Puigdemont dan sejumlah pejabat pemerintah lalu memutuskan untuk pergi ke Belgia meskipun tidak meminta suaka politik. Dalam jumpa pers yang digelar di Belgia, Puigdemont mengatakan dia bersedia kembali ke Spanyol asalkan mendapat jaminan digelarnya proses persidangan yang adil dan transparan.
Puigdemont mengatakan dia bersedia mengikuti proses pemilu Catalonia pada Desember nanti. Pemerintah Madrid mengatakan dia boleh mengikuti proses ini.
REUTERS