TEMPO.CO, Jakarta - Turki dan Iran mendukung proposal Rusia untuk menjadi tuan rumah perundingan damai Suriah tanpa melibatkan Barat.
Sebuah pernyataan bersama pada Selasa, 31 Oktober 2017, itu dikeluarkan oleh Rusia dan Iran selaku pendukung utama pemerintah Suriah.
Baca: Perundingan Suriah di Astana, Kehadiran AS Ditentang Iran
Sementara itu, pemerintah Turki juga mengaku setuju dengan inisiatif Rusia menjadi tuan rumah pertemuan perwakilan pemerintah Suriah dan kelompok oposisi pada 18 November 2017 tanpa dihadiri utusan Barat.
Kementerian Luar Negeri Rusia memasukkan daftar 33 organisasi Suriah yang diundang ke "Kongres Dialog Nasional Suriah", termasuk kelompok Kurdi yang sebelumnya keluar dari meja perundingan.
Rusia, pendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad, berharap semua pihak yang bertikai hadir dalam pertemuan di kota Sochi.
Ketua juru runding Rusia, Aleksander Lavrentyev, mendesak faksi oposisi berpartisipasi pada perundingan itu tanpa syarat untuk membentuk konstitusi negara dan menciptakan sebuah negara demokrasi sekuler.
Lavrentyev juga berharap utusan khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, ikut ambil bagian dalam pertemuan di Sochi. Nnamun dia mengaku belum mendapat jawaban.
Menanggapi inisiatif Rusia ini, oposisi Suriah yang ikut dalam pertemuan di Astana, Kazakhstan, mengkhawatirkan rencana perundingan itu.
Baca: Oposisi Suriah Menolak Zona Aman, Mereka Walk Out
Yehya al-Aridi, juru bicara oposisi Suriah, mengatakan, usulan kongres nasional Suriah itu benar-benar mengkhawatirkan dan tidak jelas siapa yang terlibat di sana.
Aridi menerangkan, dia mengaku merasa khawatir kongres ini akan dijadikan bukti rekonsiliasi palsu Suriah untuk menyesatkan Suriah maupun negara asing.
RADIO FREE EUROPE