TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, baru saja merayakan pesta Halloween pertamanya di Gedung Putih pada Senin, 30 Oktober 2017.
Bersama Melania Trump, Trump menyapa sekitar 6000 undangan, yang datang dengan mengenakan berbagai kostrum dari dinosaurus hingga kerangka.
Baca: Donald Trump Buka File JFK, Konsultan Politik Bilang Ini
Selama festival Samhain, orang-orang Celtic bakal menggunakan pakaian yang disamarkan untuk menipu para hantu, yang diyakini berdatangan ke rumah mereka. Ini dilakukan agar tanah pertanian mereka aman selama musim dingin.
"Pada abad kedelapan masehi, umat Kristen mencoba mengubah tradisi paganisme ini," begitu tulis media ABC News, Selasan, 31 Oktober 2017. Paus Gregory III mendeklarasikan 1 Nopember sebagai hari perayaan "All Saints Day" atau hari orang suci.
Sedangkan malam sebelumnya menjadi terkenal sebagai All Hollow's Eve. Pada abad pertengahan, anak-anak dan orang miskin menggunakan momen ini untuk acara tali kasih (souling). Mereka akan mendatangi rumah demi rumah meminta donasi atau makanan sebagai imbalan atas doa yang mereka panjatkan bagi tuan rumah.
Tradisi Halloween moderen tiba di Amerika Serikat pada abad 19 dengan masuknya para imigran Irlandia. Mereka mulai memperkenalkan seni memahat labu untuk menghormati jiwa yang bergentayangan.
Saat ini, acara Halloweeen menjadi festival nasional yang diikuti sekitar 179 juta orang Amerika Serikat pada tahun ini. Anak-anak mengenakan seragam kostum pahlawan dan orang dewasa memakai kostum penyihir. Sebagian bakal memakaikan pakaian labu kepada hewan piaraannya.
Jika Donald Trump mengenakan pakaian kerja resmi berupa jas dan dasi merah, maka Obama lebih suka mengenakan pakaian santai berupa sweater pada saat menjamu para tamu Halloween.
ABC NEWS